Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Strategi Pembelajaran Kimia Era Digital

Konsep pembelajaran kimia era digital harus didukung dengan komputer, internet dan isi (teori pembelajaran dan subtansi materi kimia). Komputer dan internet merupakan infrastruktur yang tergantung dari luar, yaitu vendor penyedia teknologi, yang pada awalnya dapat dipilih tetapi selanjutnya harus mengikuti sistem tersebut. Isi sangat bervariasi tetapi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Pengguna adalah mahasiswa,  dosen dan  pengelola, oleh karena itu suatu isi yang baik harus mencakup kebutuhan ketiganya. Untuk mendapatkan kesuksesan penerapan strategi pembelajaran kimia era digital dari sisi pembelajaran (mahasiswa dan dosen) maka isi yang dihasilkan dosen mempunyai peran yang cukup besar. Tulisan ini mencoba menelaah lebih jauh bagaimana strategi mengelola isi pembelajaran kimia era digital dari sisi dosen . Suatu usulan skenario pembelajaran untuk menyambut era pembelajaran dalam konsep kampus digital.

Abstrak
Konsep pembelajaran kimia era digital harus didukung dengan komputer, internet dan isi (teori pembelajaran dan subtansi materi kimia). Komputer dan internet merupakan infrastruktur yang tergantung dari luar, yaitu vendor penyedia teknologi, yang pada awalnya dapat dipilih tetapi selanjutnya harus mengikuti sistem tersebut. Isi sangat bervariasi tetapi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Pengguna adalah mahasiswa,  dosen dan  pengelola, oleh karena itu suatu isi yang baik harus mencakup kebutuhan ketiganya. Untuk mendapatkan kesuksesan penerapan strategi pembelajaran kimia era digital dari sisi pembelajaran (mahasiswa dan dosen) maka isi yang dihasilkan dosen mempunyai peran yang cukup besar. Tulisan ini mencoba menelaah lebih jauh bagaimana strategi mengelola isi pembelajaran kimia era digital dari sisi dosen . Suatu usulan skenario pembelajaran untuk menyambut era pembelajaran dalam konsep kampus digital.

Pendahuluan
Strategi pembelajaran kimia era digital adalah sebuah ide, gagasan atau konsep baru bagi mahasiswa dan dosen di Universitas Palangka Raya khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia (UPR FKIP JPMIPA PRODI Pendidikan Kimia). Penggunaan komputer atau tablet PC sudah tidak asing lagi bagi dosen dan mahasiswa UPR FKIP JPMIPA PRODI Pendidikan Kimia. Bahkan akses internet dapat dijangkau di seluruh area kampus, namun sayangnya hanya beberapa titik area yang dapat menggunakan akses internet yang telah disediakan oleh universitas, sebagian besar titik yang lain hanya dapat diakses dengan jaringan internet yang disediakan provider telekomunikasi misalnya XL, Simpati, As, Three, Mentari, dan IM3. Strategi pembelajaran kimia era digital (atau dapat disebut era kampus digital) tentu sangat menguntungkan bagi mahasiswa dan dosen. Pada era kampus digital, semestinya perpustakaan sudah dapat diakses 24 jam langsung dari rumah atau dari mana saja, tugas dikumpulkan melalui email, pengumuman kampus dapat diakses tanpa harus pergi ke kampus, dan sebagainya.

Teknologi Informasi (TI) adalah dasar pengembangan strategi pembelajaran kimia era digital, tentunya didukung oleh tiga komponen utama yaitu komputer, internet dan isi. Dua komponen pertama akan berfungsi sebagai infrastruktur yang kualitasnya tergantung dari penyedia (vendor), sedangkan komponen isi tidak sepenuhnya dapat dijamin keberhasilannya karena tergantung dari manusia-manusia pengelola maupun penggunanya.

Kompetensi SDM pengelola sistem TI tidak perlu dibicarakan karena mereka tentu dipilih yang profesional dan selama ada koordinasi serta pelatihan yang baik, pastilah sistem TI dapat bekerja sesuai spesifikasi yang diminta. Jadi, yang memerlukan persiapan baik adalah para pengguna umum, yaitu pengguna statis dan dinamis.

Pengguna statis adalah para operator komputer, yang mengoperasikan komputer sebagai bagian dari prosedur kerjanya yang bersifat rutinitas. Kesiapan pengguna statis dapat segera diusahakan, misalnya dengan pelatihan intensif maupun akibat kebiasaan mengerjakan tugasnya secara rutin dan terkontrol, sehingga pada akhirnya rutinitas pekerjaan tersebut dapat berproses dengan lancar. Pengguna statis kebanyakan terdiri dari karyawan staff (manajemen, pelayanan dan administrasi) yang bertugas memasukkan data berdasarkan format yang telah ditentukan, maupun pengetikan surat-surat berdasarkan permintaan tertentu yang formatnya sudah baku dan sebagainya. Berkaitan dengan baku, hal itu mudah dipahami karena terkait dengan sifat konsisten, stabil dan tidak sering berubah-ubah.

Pengguna dinamis, suatu istilah yang diberikan kepada sekelompok atau perseorangan yang dalam kapasitasnya mempunyai kewenangan dan mampu untuk secara kreatif membuat terobosan baru di luar rutinitasnya. Pengguna dinamis membuat atau mengembangkan isi sedemikian rupa sehingga isi tersebut menjadi suatu yang bersifat dinamis, berubah, menjadi sesuatu yang selalu tumbuh dan berkembang, dan menjadi hidup. Pengguna dinamis diharapkan berasal dari staf pengajar atau dosen dan selanjutnya akan berimbas pada mahasiswa yang dibimbingnya.

Dalam mengevaluasi, harus ada tindakan yang tegas dan nyata bila isi yang dibuat mengandung materi yang bersifat asusila, SARA, plagiat, pelanggaran hak cipta atau HAKI (hak atas kekayaan intelektual). Era digital berarti masuk dalam era dimana materi-materi yang telah berbentuk digital dapat dengan mudah digandakan dan disebarluaskan tanpa mengurangi kualitas dari materi itu sendiri. Dengan demikian, bila tidak ada usaha menghormati hak cipta orang lain, maka hasil ciptaan kitapun tidak dihargai orang lain.

Tulisan berikut memberi usulan atau wacana bagaimana agar dosen dapat berperan aktif dalam membuat isi dalam hal ini konteksnya pembelajaran kimia era digital. Karena yang membedakan mutu antara pembelajaran yang utama adalah isinya. Tahapannya dimulai dengan pembentukan motivasi, kemudian diberikan kiat-kiat praktis yang disesuaikan dengan bidang profesinya serta akhirnya usulan langkah bersama yang sebaiknya dilaksanakan untuk proses pengelolan isi tersebut.


Kajian
Alamat email perlu dimiliki oleh mahasiswa baru untuk berbagai keperluan, misalnya: mengumpulkan tugas kelas, konsultasi dengan pengajar, dan komunikasi antar-mahasiswa. Email diharapkan dapat menjadi bagian kebutuhan mahasiswa.

Perlu diketahui bahwa alamat email tersebut tetap dapat diaktifkan meskipun mahasiswa tersebut telah lulus. Ini merupakan strategi jitu universitas untuk selalu dapat berhubungan dengan alumninya, misalnya untuk mendapatkan umpan balik, promosi kegiatan, dan juga fasilitas bagi alumni untuk selalu terkoneksi dengan jaringan antar alumni, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut dapat terlaksana dengan baik karena infrastruktur yang tersedia sudah sangat baik (cepat) dan andal (setiap saat dan dari mana saja dapat diakses).

Berbagai pelayanan on-line, misalnya pendaftaran email, melihat hasil ujian dan informasi karir. Selain itu, dapat juga berfungsi untuk mendukung pembelajaran di kelas, misalnya menampilkan materi yang dapat diunduh, maupun mencari laporan-laporan yang pernah terbit. Jadi, Portal Web pembelajaran digital dapat diakses setiap saat.

Mahasiswa dapat memanfaatkan web untuk mendapat informasi terkini mengenai pengumuman kampus, misalnya pembatalan kelas (jika ada), jadwal pengajaran dan ketersediaan komputer atau ruang yang dapat dipakai.

Sejak tahun 2000 kampus UKSW (tempat penulis kuliah pada waktu itu) mulai membangun jaringan kabel serat optik, sehingga pada saat ini telah terbangun jaringan ethernet dengan bandwidth lebih dari 1 gbps (giga atau milyar bit per second), konektivitas Internet ke luar UKSW dapat mencapai 10 mbps (mega atau juta bit per second). Jaringan seperti itu merupakan infrastruktur internet yang sudah mendukung untuk konsep kampus digital. Selanjutnya, universitas hanya menyediakan simpul-simpul yang terhubung ke sistem jaringan, sedangkan titik-titik akses diusahakan sendiri oleh setiap satuan kerja yang berkepentingan. Untuk mendapatkan integrasi yang baik maka Pusat Pelayanan Teknologi bertugas sebagai konsultan ahlinya.

Dapat juga kita belajar dari lingkungan kampus UGM, di situ terminal akses publik dibangun oleh masing-masing satuan kerja. FMIPA UGM telah memiliki Student Internet Center dengan kapasitas 100 unit komputer. Ada banyak unit PC yang terhubung secara langsung di jaringan internet kampus UGM.

Untuk membantu dosen dalam memakai teknologi digital, ada usaha pengadaan notebook dengan cara cicilan, di tingkat Universitas digelar di Bagian Kerjasama UGM, sedangkan di tingkat Fakultas bersifat optional misalnya di Fakultas Farmasi.

Fasiltas email diberikan untuk staf karyawan atau dosen, tetapi itu tergantung dari unit kerjanya masing-masing. Domain disediakan untuk publikasi pribadi staf akademik dan non akademik. Fasilitas tersebut dapat digunakan dosen untuk meng-on-line-kan materi digitalnya ke publik (mahasiswa khususnya).

Wawasan teknologi informasi yang terkait dengan bidang ilmu harus sudah ada dalam kurikulum perkuliahan, misalnya “bahasa pemrograman komputer atau pembelajaran tentang penggunaan komputer” di fakultas. Untuk FMIPA UPR sendiri belum memasukkan pelajaran seperti itu maka UPT Pusat Komputer (Puskom UPR) dapat mengambil alih dengan menyelenggarakan kursus-kursus lepas bersertifikat yang dapat diikuti oleh mahasiswa yang berminat.

Komponen komputer dan internet adalah produk yang sistemnya dapat dipilih dan dibeli untuk digunakan sebagai infrastruktur kampus digital. Siapa saja bisa memilikinya. Jadi, yang membedakan kampus digital satu dengan yang lain adalah pada komponen isinya, yang sifatnya spesifik dan merupakan karakteristik dari komunitas kampus digital itu sendiri. Komponen isi melekat pada setiap fasilitas pembelajaran yang diaktifkan di kampus digital tersebut, tidak bisa terpisah dari dosennya, selaku penanggung jawab materi pembelajaran.

Produktivitas komponen isi adalah mirip dengan produktivitas penulisan intelektual. Telah diketahui secara umum bahwa produktivas penulisan dosen FKIP JPMIPA UPR masih jarang, yang diindikasikan dengan adanya insentip dari institusi bagi tulisan yang memenuhi kriteria tertentu, misalnya dimuat di jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional.

Bagaimana pun kampus digital FKIP JPMIPA UPR harus segera dikonsep dan dimulai, sehingga komponen isi harus sudah dibuat dan siap untuk publikasi.

Banyak piranti yang dapat digunakan untuk membuat isi kampus digital, tetapi tentu tidak semuanya harus dipakai. Piranti di sini termasuk penguasaan aplikasi komputer. Bila bukan suatu hobby, maka penguasaan aplikasi komputer baru dapat menjadi beban yang akhirnya akan menimbulkan “kekosongan ide”.

Daftar yang diberikan di atas harus sesuai dengan latar belakang profesi. Bagi dosen tentulah identifikasi peranan tersebut harus dikaitkan dengan mata kuliah yang digelutinya. Jadi harus fokus, di JPMIPA sendiri menggunakan bahasa pemrograman komputer untuk membuat tool-tool untuk perencanaan dan desain pembelajaran MIPA.

Masing-masing dosen selanjutnya mencari tahu atau mempelajari aplikasi komputer apa saja yang dapat mendukungnya. Misalnya, yang paling umum digunakan program aplikasi yang perlu dikuasai adalah Microsoft Word ; untuk memanipulasi foto-foto maka diperlukan keterampilan mengoperasikan mesin scanner dan program Photoshop, dan sebagainya. Bila hal tersebut dapat diterapkan kepada setiap anggota kampus maka konsep kampus digital akan terlaksana dengan baik.

Kesimpulan

Pengembangan konsep kampus digital memerlukan infrastruktur yang berbiaya tinggi dan perlu perencanaan yang harus sudah matang. Dosen dapat mengembangkan sistem pembelajaran yang efektif berbasis internet bila instansi yang bersangkutan telah menyediakan infrastruktur yang cukup, tetapi juga kreativitas dan kemauan dosen berperan penting untuk membuat kampus digital ini menjadi nyata dan dapat berkembang.
Share:

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru