Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Kampus Digital

Kampus-digital.com (22/09/2010)- Kampus digital adalah sebuah gagasan atau ide untuk mengembangkan wadah, fasilitas dan konsep belajar mengajar diera digital. Diera digital, belajar memerlukan sebuah strategi pembelajaran yang berhubungan erat dengan teknologi dan informasi era digital, yang tentunya serba digital.

Strategi era digital dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara era digital. Pengertian strategi era digital adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi era digital.

Strategi belajar mengajar era digital dapat didefinisikan sebagai pola umum kegiatan pendidik-peserta didik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi era digital. Strategi belajar mengajar era digital merupakan sejumlah langkah penerapan teknologi dan informasi  era digital yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan belajar mengajar disusun dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif menurut Bloom meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Krathwhol merevisi taksonomi Bloom dengan menambahkan dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif.

Teknologi Informasi (TI) adalah dasar pengembangan strategi belajar mengajar era digital, tentunya didukung oleh tiga komponen utama yaitu komputer, internet dan materi. Dua komponen pertama akan berfungsi sebagai infrastruktur yang kualitasnya tergantung dari penyedia (vendor), sedangkan komponen materi tidak sepenuhnya dapat dijamin keberhasilannya karena tergantung dari manusia-manusia pengelola maupun penggunanya.

Belajar mengajar era digital mempunyai empat pilar atau dasar strategi, yaitu:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang.
2. Mempertimbangkan dan memilah sistem belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan paling efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan belajar mengajar.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan serta keseluruhan.


Jika diterapkan dalam konteks kegiatan belajar mengajar era digital, maka strategi belajar mengajar era digital pada dasarnya memiliki implikasi sebagai berikut:
1. Proses mengenal karakteristik dasar peserta didik yang harus dicapai melalui pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan informasi era digital.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar era digital berdasarkan aspirasi, tuntutan, pandangan dan terutama kebutuhan masyarakat masa sekarang dan masa akan datang.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, teknik dan media mengajar berbasis komputer-internet.
4. Menetapkan norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan belajar peserta didik dengan memanfaatkan teknologi berbasis komputer-internet..

Definisi belajar:
1. Skinner (1985) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2. Hilgard dan Bower (1975) mendefinisikan belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
3. Pengertian belajar menurut M. Sorby Sutikno (2004)adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4. Arti belajar menurut Morgan (1962) adalah suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
5. Definisi belajar menurut Thursan Hakim (2002) adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, dan daya pikir.

Definisi belajar era digital adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu melalui interaksi dengan sumber belajar dan media belajar yang serba digital. Yang terutama dalam belajar bukan hanya hasil belajar tetapi juga proses belajar. Artinya hasil belajar harus diperoleh sendiri oleh pebelajar melalui proses belajar dengan usaha sendiri, Adapun orang lain hanya merupakan perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar dicapai hasil belajar yang baik.Dalam hal ini pendidik harus berusaha menjadi penyedia informasi yang baik.

Belajar Konsep (konseptual) dan Belajar Proses (prosedural)
Perlu dibedakan antara belajar konsep dan belajar proses. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar berupa pemahaman faktual dan prinsipil terhadap bahan atau isi pelajaran dalam ranah kognitif. Belajar proses atau sering dikaitkan dengan keterampilan proses lebih ditekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran dipelajari dan diorganisir secara tepat oleh peserta didik.

Belajar proses memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menekankan pentingnya makna belajar untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
2. Menekankan pentingnya keterlibatab siswa dalam proses pembelajaran.
3. Menekankan bahwa belajar adalah proses timbal balik yang dapat dicapai oleh peserta didik.
4. Menekankan hasil belajar secara tuntas.

Belajar konsep dan belajar proses keduanya tidak dapat dipisahkan walaupun berbeda. Keduanya merupakan garis kontinum, yang satu menekankan perolehan atau hasil, pemahaman faktual dan prinsipil, sedangkan belajar proses tidak dapat terjadi tanpa materi atau bahan pelajaran yang dipelajari. Sebaliknya, belajar konsep tidak dapat terjadi tanpa belajar proses oleh siswa. Oleh karena itu, belajar tidak hanya berorintasi pada ketrampilan, tetapi juga mengarah pada penguasaan konsep, teori, prinsip dan fakta pada saat proses belajar berlangsung.

Konsep Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa atau transfer of knowledge. Banyak kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan siswa dan guru, terutama jika ingin hasil belajar yang lebih baik bagi seluruh siswa. Oleh karena itu, rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana. Mengajar dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Ali, 1992).

Menurut Suharto (1997) definisi mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.

Hamalik (1992) mendefinisikan mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada peserta didik.

Pengertian mengajar menurut Davies (1971) adalah suatu aktivitas profesional yang memerlukan ketrampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan.
Menurut Hasibuan (2000) konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan di kalangan pengajar.

Konsep mengajar diera digital pada hakekatnya merupakan proses penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik dengan cara mengorganisasi atau mengelola lingkungan belajar berbasis komputer-internet.

Hakikat Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional.
Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.

Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai medianya. Pada kegiatan belajar mengajar, siswa dan guru saling mempengaruhi dan memberi masukan. Karena itu kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.

Rumusan belajar mengajar tradisional selalu menempatkan peserta didik didik sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan seperti ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya kedudukan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru menjadi faktor yang sangat dominan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.

Pendekatan modern era digital memandang bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan milik peserta didik dan pendidik dalam kedudukan yang setara, namun dari segi fungsi berbeda. Peserta didik merupakan subjek pembelajaran dan menjadi inti dari setiap kegiatan pendidikan. Proses pengajaran yang mengesampingkan martabat anak bukanlah proses pendidikan yang benar. Bahkan merupakan kekeliruan yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika peserta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan peserta didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik siswa yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.

Kegiatan mengajar bagi seorang pendidik umumnya membutuhkan kehadiran sejumlah peserta didik. Hal ini berbeda dengan konsep belajar era digital yang mana guru tidak selalu memerlukan kehadiran seorang murid. Cukup banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh seorang murid diluar dari keterlibatan guru. Belajar dirumah dapat dilakukan sendiri atau berkelompok, kadang tidak terlalu banyak mengharapkan bantuan orang lain, bila perlu bantuan interaksi melalui aplikasi berbasis komputer-internet dapat dimanfaatkan.

Mengajar merupakan kegiatan di mana keterlibatan individu peserta didik mutlak adanya. Apabila tidak ada peserta didik atau obyek didik, tidak ada yang diajar oleh guru. Hal ini perlu sekali disadari oleh guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran. Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam konsep pengajaran atau pendidikan.
Biasanya permasalahan yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah peserta didik adalah masalah pengelolaan kelas. Apa, siapa, bagaimana, mengapa, kapan dan di mana adalah serentetan pertanyaan yang perlu dijawab dalam hubungannya dengan pengelolaan kelas. Peranan guru setidaknya adalah mengelola suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan dan kesenangan belajar peserta didik. Jadi, masalah penagturan kelas selalu terkait dengan kegiatan guru. Semua kegiatan yang dilakukan guru tidak lain demi kepentingan peserta didik dan demi keberhasilan belajar itu sendiri.

Konsep mengajar era digital bukan untuk mengganti peran guru di kelas, melainkan untuk melengkapi keterbatasan guru di kelas. Konsep belajar mengajar era digital berbasis komputer-internet memberi peluang atau kesempatan bagi guru dapat memberi materi pelajaran kapan saja dan di mana saja. Peserta didik juga dapat mengaksesnya kapan saja dan di mana saja.

Sama halnya dengan belajar, menurut Sudjana (1991), hakikat mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada peserta didik dalam proses belajar. Dalam konteks belajar mengajar era digital, organisasi materi dan pemberian bimbingan dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi informasi berbasis komputer-internet.

Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang disepakati dan dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Perlu dibedakan antara mengajar dan mendidik. Mengajar lebih berorientasi pada transfer of knowledge, sedangkan mendidik lebih menekankan pada keteladanan yaitu sikap dan perilaku guru dan siswa. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa pembelajaran di kelas tidak boleh di tinggalkan oleh guru. Pembelajaran berbasis komputer-internet merupakan pelengkap yang menyempurnakan pembelajaran guru.


Ciri-ciri belajar dan mengajar
Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yaitu terjadinya perubahan pada peserta didik. Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slameto (1987) meliputi:
1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang .
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.
3. Perubahan belajar bersifat positifdan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah dalam dirinya melalui proses belajar.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan sekedar bagian-bagian tetentu saja atau parsial.

Perubahan perilaku pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan keterampilan, sikap, penghargaan dan pengetahuan.

Sejalan dengan fungsi utama guru sebagai motivator belajar peserta didik, terdapat beberapa prinsip mengajar yang perlu diperhatikan, yaitu perhatian, aktivitas mengajar, apersepsi (menghubungkan pengetahuan siswa supaya memiliki makna), peragaan, repetisi (pengulangan materi), korelasi (mengkaitkan inti pelajaran), konsentrasi (fokus materi), sosialisasi (watak berteman), individualisasi (penerimaan diri) dan evaluasi untuk umpan balik.

Dalam kegiatan belajar mengajar era digital berbasis komputer-internet memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam suau perkembangan tertentu.
2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan dan disesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis komputer-internet.
3. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik dan diorganisasi sebagai pembelajaran berbasis komputer-internet.
4. Adanya aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas,dilengkapi dengan akses tak terbatas menggunakan teknologi dan informasi berbasis komputer-internet .
5. Tindakan guru yang cermat dan tepat.
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan peserta didik dalam proporsi masing-masing.
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8. Evaluasi, baik proses maupun hasil belajar mengajar baik di kelas, maupun menggunakan teknologi informasi berbasis komputer-internet.
Share:

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru