Skripsi adalah tugas akhir untuk mahasiswa Program Sarjana (S1). Skripsi adalah suatu tulisan ilmiah berupa hasil penelitian yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Proposal penelitian skripsi adalah suatu usulan penelitian yang diajukan oleh mahasiswa untuk menghasilkan skripsi dan/atau produk penelitian. Adapun maksud proposal penelitian skripsi adalah sebagai berikut:
1. Untuk merumuskan masalah apa yang akan diteliti dan mengapa masalah tersebut penting.
2. Untuk mengkaji upaya penelititan‐penelitian lain yang telah dilakukan dalam masalah serupa.
3. Untuk menguraikan jenis data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah dan bagaimana metode pengumpulan data, pengolahan data dan menganalisisnya.
Manfaat Proposal
a. Manfaat bagi peneliti
1. Persamaan Persepsi
Permasalahan-permasalahan yang akan diselidiki merupakan permasalahan yang diinginkan untuk diselidiki oleh mahasiswa dan pembimbing.
2. Orientasi Penelitian
Dengan menyusun proposal terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menjadi lebih mampu melihat keseluruhan aspek penelitian. Data apa saja yang harus dikumpulkan, metoda analisis yang akan dipergunakan, serta waktu dan anggaran penelitian semuanya dapat dipersiapan dan dapat diketahui dalam proposal penelitian.
3. Pedoman Pelaksanaan Penelitian
Dari proposal penelitian, diketahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan baik dari jenis kegiatan maupun waktu pelaksanaan kegiatan.
4. Kejelasan Kegiatan Penelitian
Dengan menggunakan proposal yang baik, kegiatan penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih jelas. Dengan menggunakan proposal, efisiensi waktu penelitian dapat ditingkatkan, kemungkinan kesalahan penelitian dapat dikurangi, dan pada umumnya akan menghasilkan kualitas penelitian yang lebih tinggi.
5. Kemudahan Evaluasi Penelitian
Dari proposal penelitian dapat diketahui kegiatan apa saja yang harus, tidak perlu, atau tidak mungkin dapat dilaksanakan. Pembimbing skripsi, serta pihak lain yang terkait dapat mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti dan dapat memberikan saran atau koreksi sesuai dengan fungsi dan kepentingan masing‐masing.
6. Proteksi Pelaksanaan Penelitian
Proposal yang sudah disusun dan disetujui oleh pembimbing dan diketahui ketua program studi dapat menjadi ”pelindung” peneliti dari permintaan perubahan kegiatan penelitian. Dengan menunjukan proposal, campur tangan dari berbagai pihak lain dapat dihindarkan, karena apa yang diminta tidak tertulis dalam proposal.
7. Persetujuan Peneliti dan Pembimbing
Dari proposal akan diketahui batasan sejauh mana informasi yang akan diperoleh pembimbing, sehingga akan dapat mengurangi harapan yang akan berlebihan dari pembimbing.
Manfaat bagi pembimbing (dalam pemenuhan unsur penelitian)
1. Jaminan Kualitas Penelitian
Proposal penelitian yang diajukan harus memberikan informasi yang diinginkan oleh pembimbing dan mahasiswa. Hal ini perlu dilakukan sebelum peneliti mengeluarkan lebih banyak biaya untuk kegiatan penelitian yang tidak mempunyai nilai manfaat yang cukup.
2. Persetujuan Metode Penelitian
Metode dan teknik penelitian harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi pembimbing dan peneliti sebelum penelitian akan dilakukan.
3. Kendali Penelitian
Proposal akan berfungsi sebagai kendali pelaksanaan penelitian, sehingga pembimbing akan dapat memperoleh hasil penelitian dengan menggunakan metode dan teknik sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
4. Prioritas Penelitian
Peneliti menyusun daftar preferensi penelitian atas usulan‐usulan yang diterima dari pembimbing. Daftar ini sangat penting bagi pembimbing, terutama dalam hubungannya dengan kendala waktu dan dana yang tersedia untuk penelitian.
5. Penilaian Informasi
Dalam rangka penentuan biaya penelitian yang akan dikeluarkan oleh peneliti (dan pembimbing jika memungkinkan), nilai informasi penelitian merupakan masukan yang sangat penting.
Struktur Proposal Skripsi
1. Halaman Judul
Judul penelitian sebaiknya disusun ringkas‐padat dan menarik.
2. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Latar belakang berisi uraian singkat mengenai “lingkungan” di seputar masalah yang akan diteliti.
b. Rumusan Masalah
Namun juga harus diperhatikan susunan paragrafnya, agar suatu permasalahan dapat diuraikan secara runtut dan focus dengan dihasilkannya kata akhir suatu permasalahan yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh pembaca secara jelas.
c. Tujuan Penelitian
Bagian ini menjabarkan secara jelas apa saja yang direncanakan untuk dilakukan dalam usulan penelitian.
d. Manfaat Penelitian
Penekanan pentingnya dilakukan penelitian ini dapat dijabarkan dalam bagian ini.
3. Studi Pustaka
Bagian ini melihat kembali semua penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya ataupun yang sedang dilakukan, yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan ini.
4. Metodologi
a. Desain Penelitian
Desain penelitian menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh peneliti,yaitu tahapan yang akan dilakukan, informasi mengenai cara penarikan sample bila diperlukan survei primer, berapa besarnya sample, metode pengumpulan data, instrumen penelitan, dan prosedur teknis penelitan lainnya.
b. Analisis Data
Dalam bagian ini perlu dijabarkan mengenai metode yang direncanakan dan dasar teoritis untuk memakai teori tersebut (dalam analisis data).
c. Anggaran
Dalam penelitian harus diketahui secara benar pos‐pos apa saja yang dianggarkan dalam pelaksanaan penelitian.
d. Jadwal
Jadwal ini perlu dibuat untuk memperlihatkan gambaran mengenai kapan dan berapa lama jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap langkah dalam penelitian.
5. Daftar Pustaka
Semua kegiatan penelitian memerlukan referensi atau kepustakaan dari banyak sumber untuk menghindari unsur penjiplakan.
6. Lampiran
Lampiran ditujukan untuk memuat hal‐hal yang perlu dijelaskan dalam penelitian.
Seminar dan Evaluasi Proposal
Seminar proposal bermanfaat untuk memperoleh masukkan dan saran dalam melakukan perbaikan dan evaluasi proposal. Suatu usulan penelitian dapat dievaluasi secara formal dan tidak formal. Evaluasi formal didasarkan pada kriteria yang dibuat oleh fakultas atau program studi berdasarkan kebutuhan sebelum mereka menilai. Evaluasi secara tidak formal penilaiannya didasarkan pada sejauh mana usulan tersebut sesuai dengan kebutuhan suatu proyek penelitian beserta kriterianya, tanpa harus didokumentasikan secara lengkap.
Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar suatu usulan proposal dapat mendapat perhatian, yakni sebagai berikut:
1. Proposal harus ditampilkan secara rapi, terstruktur, dan terorganisasi.
2. Topik utama dari proposal hendaknya dapat ditemukan dan dipahami dengan cepat dan mudah.
Beberapa pedoman cara penulisan laporan yang baik:
ô€‚ƒ Buatlah kalimat sejelas mungkin. Setiap kalimat haruslah diusahakan dalam bentuk kalimat tunggal yang sempurna. Usahakan pula agar setiap paragraf jangan terlalu panjang. Tulislah buah pikiran yang ada ke dalam kalimat‐kalimat yang dibagi menjadi beberapa paragraf dan gunakan sub‐bab, apabila perlu untuk setiap butir yang dianggap penting.
ô€‚ƒ Berhati‐hatilah dalam menggunakan istilah (terminologi). Terlebih‐lebih dalam suatu penelitian ilmu sosial-humaniora, sikap berhati‐hati dalam setiap mengemukakan istilah‐istilah tersebut harus tinggi. Kalau tidak, mungkin dapat menimbulkan berbagai macam kesalahpahaman. Setiap istilah haruslah didefinisikan secara jelas dan konsisten. Istilah‐istilah yang digunakan sebaiknya juga disesuaikan dengan sasaran/ pembaca laporan.
ô€‚ƒ Gunakan tata bahasa, ejaan, dan tanda‐tanda kalimat (koma, seru, titik dua, dan lain sebagainya) yang baku. Dengan demikian adanya kemungkinan salah pengertian antara penulis dan pembaca dapat dihindari.
ô€‚ƒ Usahakan menggunakan kalimat langsung dan positif, serta hindarkan penggunaan kalimat‐kalimat yang kompleks. Jangan menggunakan kata‐kata yang tidak berguna dan hindarkan penggunaan istilah yang bersifat lokal.
ô€‚ƒ Berilah nomor urut pada setiap bab, sub‐bab, tabel dan diagram secara konsisten dan memadai. Hindari cara pemberian nomor urut yang tidak konsisten dan berlebih‐lebihan.
ô€‚ƒ Gunakan catatan kaki (footnotes) atau bodynotes. Kalau menggunakan footnotes harus secara konsisten, dan beri nomor secara berurutan dan letakkan setiap catatan kaki pada bagian bawah di masing‐masing halaman yang bersangkutan. Dapat pula kita mengelompokkan catatan kaki itu di bagian belakang pada akhir laporan asal saja nomor urutnya tetap konsisten. Jika menggunakan bodynotes juga harus konsisten, dengan memasukkan tahun saja atau tahun beserta halaman yang dikutip.
Semoga bermanfaat.