Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERSTRUKTUR SETELAH PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IKATAN ION PADA SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERSTRUKTUR SETELAH PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IKATAN ION PADA SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

 Yuni Asi(1), Abudarin(2), Nopriawan Berkat Asi(2)

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya
2Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian latihan soal terstruktur setelah pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep Ikatan ion pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian non ekuivalen pretest-posttest control group design dan melibatkan sebanyak 72 siswa dari dua kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu siswa kelas X IPA-2 (kelas eksperimen) sebanyak 36 orang siswa dan siswa kelas X IPA-4 (kelas kontrol) sebanyak 36 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal tes pemahaman konsep (tes I dan tes II), latihan soal terstruktur, dan latihan soal tak terstruktur. Data tes I diperoleh setelah pembelajaran langsung dan data tes II diperoleh setelah pembelajaran menggunakan latihan soal terstruktur dan latihan soal tak terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “pemberian latihan soal terstruktur berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa tentang ikatan ion setelah pembelajaran langsung pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019”.

Kata kunci: ikatan ion, latihan soal terstruktur

Lihat Artikel

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azhar, Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dwi, Yunita. 2014. Peningkatan Pemahaman Konsep Ikatan Kovalen dengan Menggunakan LKS Latihan Soal Terstruktur Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sanaman Mantikei Tumbang Kaman Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan. Universitas Palangka Raya.
Endang, S. 2014. Kimia 1 Untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT.Wangsa Jatra Lestari.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Khairani, Makmun. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Mairing, Jackson Pasini. 2017. Statistika Pendidikan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.
Oktami, Vevi. 2015. Pemahaman Konsep Ikatan Ion Pada Siswa Kelas X-TEKNIK MESIN SMK Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015 Dalam Pembelajaran Menggunkan LKS-Latihan Soal Terstruktur. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan. Universitas Palangka Raya.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Rika, Agus Parlin. 2014. Analisis Pemahaman Konsep Ikatan Ion  Pada Siswa Kelas X Pembelajaran Menggunakan LKS-Latihan Soal Terstruktur di SMA Negeri 1 Sanaman Mantikei Tumbang Kaman Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi sarjana, tidak diterbitkan. Universitas Palangka Raya.
Sastra. 2010. Pembelajaran “Blended Learning”. Diunduh Pada tanggal 10 Desember 2018 dari http://matematikablendedlearning.blogspot.com//2010/11/lembar-kerja-siswa-lks-terstruktur.html.   
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarmo, Unggul. 2016. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D. Bandung : Cv. Alfa Beta.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Sudjana.
Tim Penulis Buku Pedoman Skripsi FKIP UPR. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Palangka Raya : Universitas Palangka Raya.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Share:

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERSTRUKTUR SETELAH PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IKATAN KOVALEN PADA SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERSTRUKTUR SETELAH PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IKATAN KOVALEN PADA SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019


Mitra Otania(1), Abudarin(2), Nopriawan Berkat Asi(2)
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya
2Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian latihan soal terstruktur setelah pembelajaran langsung terhadap pemahaman konsep Ikatan kovalen pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini melibatkan sebanyak 70 orang siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019. Instrumen yang digunakan berupa soal tes I, soal tes II, latihan soal terstruktur dan latihan soal tak terstruktur. Data tes I diperoleh setelah pembelajaran langsung dan data tes II diperoleh setelah pembelajaran menggunakan latihan soal terstruktur pada kelas eksperimen dan latihan soal tak terstruktur pada kelas control. Hasil uji statistik menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5%, menunjukkan bahwa latihan soal terstruktur berpengaruh terhadap pemahaman  siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Palangka Raya tentang konsep ikatan kovalen lebih baik dari siswa yang menggunakan latihan soal tak terstruktur.

Kata kunci: Latihan Soal,Terstruktur, Pemahaman Konsep, Pengaruh

Lihat Artikel

DAFTAR RUJUKAN
Alfiah, Nur Dan Tatag Yuli Eko Siswono. 2014. Identifikasi Kesulitan Metakognisi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika. Mathedunesa-Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,3(2): 131-138
Arends, Trianto. 2011. Proses Pembelajaran Langsung. Jakarta: Rosda.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Depdiknas. Kurikulum Kimia 2013. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembimbingan Tenaga Kependidikan.
Dwi Yunita, 2014. Pemahaman Peningkatan Konsep Ikatan Kovalen Pada Siswa Kelas X SMAN-1 Tumbang Kaman Tahun Ajaran 2013/2014 Hasil Pembelajaran Menggunakan LKS-Penyelesaian Soal Terstruktur. Peningkatan pemahaman konsep siswa pada rata-rata indikator saat pretest dan pembelajaran sebesar 75,95%.
Endang , Susilowati. 2014. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Azis. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Gramedia.
Joesmani. 1988. Prestasi Belajar. Jakarta : Erlangga.
Lesiana Sari, 2017. Peningkatan Pemahaman Konsep Hasil Kali Kelarutan Pasca Pembelajaran Menggunakan LKS-Latihan Soal Terstruktur pada Siswa Kelas XII IPA SMA Kristen Palangka Raya Tahun Ajaran 2016/2017. Kemampuan belajar siswa memahami konsep Hasil Kali Kelarutan dengan pembelajaran langsung sebesar 49,65%, setelah pembelajaran menggunakan LKS-Latihan Soal Tersturktur meningkat menjadi 89,69%.
Mairing, Jackson Pasini. 2017. Statistika Pendidikan. Yogyakarta : CV. Andi Offest.
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung : Rosda
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : Diva Press.
Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Sastra, Eric. 2010. Pembelajaran “Blended Learning”. Diunduh pada Tanggal 10 Desember 2017 dari
Slameto. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Tim Penulis Buku Pedoman Skripsi FKIP UPR. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
Trianto. 2009. Mendesain Modul Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.
Winda Oktariana, 2012. Pemahaman Konsep Ikatan Kimia Siswa Kelas X SMKN-1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015 Hasil Pembelajaran Menggunakan LKS-Penyelesaian Soal Terstruktur. Peningkatan pemahaman konsep siswa pada rata-rata indikator saat pretest dan pembelajaran sebesar 50,95%.
Wulandari, Erna Tri, dkk. 2016. Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X. Klaten: Intan Pariwara.
Share:

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BAHALAP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BAHALAP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

 

Elmy Noor Aisyah(1), Suandi Sidauruk(2), Ruli Meiliawati(2)
(1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Palangka Raya
(2)Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Palangka Raya

Abstrak :Penelitian merupakan penelitian deskriptif, dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palangka Raya pada 28  siswa di kelas XI MIPA 1 SMAN 3 Palangka Raya Tahun ajaran 2018/2019. Data penelitian dijaring melalui tes, yakni 5 tahapan pembelajaran, yakni pra LKS, LKS, pasca LKS, diskusi, dan pasca diskusi. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh penggunaan LKS terhadap pemahaman siswa dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Indikator 1 mengidentifikasi sifat-sifat larutan penyangga skor rata-rata siswa 7,14% pada tahap pra LKS, meningkat menjadi 60,71% pada tahap pasca LKS. (2) Indikator 2 skor rata-rata siswa 42,86% pada tahap pra LKS, meningkat menjadi 86,61% pada tahap pasca LKS. (3) Indikator 3 skor rata-rata siswa 39,29% pada tahap pra LKS, meningkat menjadi 100% pada tahap pasca LKS. (5) Indikator 4 skor rata-rata siswa 26,79% pada tahap pra LKS, pada tahap pasca LKS meningkat menjadi 79,46%.

Kata kunci: konsep, larutan penyangga, pengaruh, pemahaman

Lihat Artikel

DAFTAR PUSTAKA
Departermen Pendidikan Nasional. (2003). Garis-Garis Besar Program Pengajaran Ilmu Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Mentari, Luh, I Nyoman Suardana dan I Wayan Subagia. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa Sma Pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Larutan Penyangga. Denpasar: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
Suryadi, didi. 2010. Menciptakan Proses Belajar Aktif: Kajian dari Sudut Pandang Teori Belajar Dan Teori Didaktik 1. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI
Triyanto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Share:

KESULITAN MEMAHAMI KONSEP KIMIA UNSUR GOLONGAN VII A (HALOGEN) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA TAHUN AKADEMIK 2018/2019

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

KESULITAN MEMAHAMI KONSEP KIMIA UNSUR GOLONGAN VII A (HALOGEN) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA TAHUN AKADEMIK 2018/2019

 

Farida Meliana Lumban Tobing(1), Suandi Sidauruk(2), Ruli Meiliawati(2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya

Abstrak :Konsep kimia unsur golongan VII A (halogen) merupakan pokok bahasan di Universitas pada mata kuliah kimia dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep kimia unsur golongan VII A (halogen) pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangka Raya tahun akademik 2018/2019. Subjek penelitian yaitu 111 mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Palangka Raya. Pengambilan data dilakukan dalam satu kali pertemuan pada tiap semester yang berbeda. Data dijaring menggunakan instrumen wacana kimia unsur halogen (WKUH) dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia unsur golongan VII A (halogen). Rerata persentase kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep mengidentifikasi sifat kereaktifan, sifat keperiodikan, sifat kelarutan, sifat oksidator dan reduktor, sifat asam-basa, dan mendeskripsikan cara pembuatan, manfaat, dan bahaya unsur golongan VII A (halogen) sebesar 61,94%, 48,38%, 64,19%, 60%. 68,32%, 52,31%.

Kata kunci: halogen, kesulitan, konsep

Lihat Artikel

DAFTAR RUJUKAN
Carin, A. A. & Sund, R.B. (1989). Chemistry A Modern Course. Colombus: Merrill Publishing Company.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Cotton, F. A, dan Wilkinson. G. 1984. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Harjasujana, A.S. & Mulyati, Y. (1997). “Membaca 2”, Modul Universitas
Terbuka. Jakarta: Depdikbud.
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Keenan, Charles W.1986.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Keenan, W. Charles. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi VI. Jakarta : Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia 3 Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya. 
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, H. G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Share:

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERSTRUKTUR SETELAH PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN KUANTUM PADA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERSTRUKTUR SETELAH PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN KUANTUM PADA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2018/2019

Ika Theresia(1), Abudarin(2), Nopriawan Berkat Asi(2)
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya
2Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya

Abstrak :Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pengaruh Pemberian Latihan Soal Terstruktur Setelah Pembelajaran Langsung Terhadap Pemahaman Konsep Bilangan Kuantum Pada Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian non ekuivalen, pretest-posttest control group design dan melibatkan 53 siswa dari dua kelas X MIPA SMA Negeri 1 Palangka Raya sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X MIPA-7 (kelas eksperimen) sebanyak 28 orang siswa dan siswa kelas X MIPA-6 (kelas kontrol) sebanyak 25 orang siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal tes pemahaman tes I dan tes II, latihan soal terstruktur, dan latihan soal. Data tes I diperoleh setelah pembelajaran langsung dan data tes II diperoleh setelah pembelajaran menggunakan latihan soal terstruktur dan latihan soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung > ttabel (3,06 > 1,675) pada taraf signifikasi (α) 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian latihan soal terstruktur setelah pembelajaran langsung berpengaruh terhadap pemahaman konsep bilangan kuantum pada siswa kelas X MIPA SMAN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2018/2019.

Kata Kunci:  Bilangan Kuantum, Latihan Soal Terstruktur

Lihat Artikel

DAFTAR RUJUKAN
Abdillah, Husni. 2002. Pengertian Belajar dari Berbagai Sumber (Belajar dan Pembelajaran). Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinneka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinneka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayanti, Nor. 2015. Interaksi Siswa dengan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur Di Kelas X MIA-1 Negeri 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
Jufri, DR. H. A. W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Kontesa, Novi. 2016. Peningkatan Pemahaman Konsep pH Asam Lemah dan Basa Lemah Pasca Menggunakan Latihan Soal Terstruktur Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Nusantara Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
Mairing, Pasini Jackson. 2017. Statistika Pendidikan. Yogyakarta: Andi.
Petrucci, H Ralph. 1985. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Bogor: Erlangga.
Sari, Fitta Nurma. 2017. Pengaruh Penggunaan LKS terhadap Pemahaman Konsep Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Muara Teweh Tahun Ajaran 2016/2017 Pada Materi Penentuan Bilangan Kuantum dan Letak Unsur dalam Sistem Periodik Unsur. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sion, Holten dkk. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Palangka Raya: UPR.
Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suyanti, Dwi Retno. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Prograsif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Wulandari, Tri Erna dkk. 2016. Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam SMA/MA Kelas X Semester 1. Klaten: PT Intan Pariwara.



Share:

KUALITAS SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) BUATAN GURU MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X SMK JURUSAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PADA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

KUALITAS SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) BUATAN GURU MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X SMK JURUSAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PADA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

Ngodithya Salvina(1), Suandi Sidauruk(2), Nopriawan Berkat Asi(2)
(1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Palangka Raya
(2)Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Palangka Raya

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat kualitas soal PAS buatan guru mata pelajaran kimia kelas X SMK Jurusan Teknologi dan Rekayasa di Kabupaten Kotawaringin Timur pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah soal buatan guru dan jawaban siswa hasil ulangan akhir semester. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis logical review dan empirical review. Hasil penelitian analisis logical review tingkat kesesuaian butir soal dengan indikator dalam silabus K13 sebesar 97,48%, dengan aspek materi, konstruksi dan bahasa sebesar 98,72%. Distribusi tingkat kognitif taksonomi bloom 52 (55%) soal kognitif C1, 23 (24%) soal kognitif C2, 17 (18%) soal kognitif C3, 3 (3%) soal tingkat C4, kesesuaian dengan kompetensi dasar sebesar 69,5%. Analisis secara empirical review reliabilitas 0,570 (cukup),  daya beda 75,7% soal baik, tingkat kesukaran butir soal 43,3% kategori sedang dan efektifitas distraktor 76,42% efektif.

Kata Kunci: Daya beda, Efektifitas distraktor, Kualitas soal, Reliabilitas, Tingkat kesukaran

Lihat Artikel

DAFTAR RUJUKAN         
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Afrian, R., Islami, Z. R., & Mustika, F. 2018. Pembinaan Pembuatan  Tes Buatan Guru Soal Mata Pelajaran Geografi SMA/MA Kota Langsa. Jurnal Vokasi-Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2017. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdiknas
Hardiyaningrum, S. 2013. Kualitas Paket-paket Soal Uji coba Ujian Nasional Kimia Di SMA 1 Kudus Tahun Ajaran 2012/2013. Doctoral dissertation Universitas Negeri Semarang
Hidayatullah, Erick. 2008.Analisis Buku Ajar bidang studi sains. Jakarta:UIN
Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. 2015. Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan. Deepublish
Johnson, L. A. 2008. Relationship of Institutional Methods to Students Engagement in Two Public High Schools. American Secondary Education.
Kartowagiran, B. 2005. Item and Test Analysis ITEMAN.  Yogyakarta: Makalah Penyegaran Metodologi Penelitian Pascasarjana UNY Yogyakarta
Marlina. 2018. Kualitas Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Buatan Guru Mata Pelajaran Kimia Kelas X MIA SMA di Kotawaringin timur Pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya.
Novianto, Dina. 2012. Analisis Kualitas Soal Ulangan Akhir Semester II Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 3 Jember Semester Genap Tahun Ajaran 2011-2012. Universitas Jember.
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Widoyoko, E. P. 2009. Evaluasi program pembelajaran Vol. 91. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yaspuri, M. 2014. Analisis Butir Soal Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial Kelas IV B Dengan Program Anestes Versi 4.
Yamin, S., & Kurniawan, H. 2009. SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

Share:

PEMAHAMAN KONSEP SIFAT JARI-JARI ATOM DAN KEELEKTRONEGATIFAN DALAM SISTEM PERIODIK UNSUR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA SEMESTER IV TAHUN AJARAN 2016/2017 HASIL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PEMAHAMAN KONSEP SIFAT JARI-JARI ATOM DAN KEELEKTRONEGATIFAN PADA MAHASISWA  PENDIDIKAN KIMIA SEMESTER IV TAHUN AJARAN 2016/2017 HASIL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Ruli Meiliawati
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Palangka Raya
e-mail: rulisidauruk@yahoo.com, HP : +6285245343580

Abstrak : Model discovery learning merupakan kata lain pembelajaran penemuan. Sesuai dengan namanya, model ini mengarahkan mahasiswa untuk dapat menentukan sesuatu melalui proses pembelajaran . Mahasiswa diarahkan terbiasa menjadi sainstis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pemahaman Konsep Sistem Periodik Unsur Hasil Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning pada Mahasiswa  Semester IV Program Studi Pendidikan Kimia Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini melibatkan 47 mahasiswa Semester IV Program Studi Pendidikan Kimia Tahun Ajaran 2016/2017. Data hasil pemahaman konsep mahasiswa ditelusuri  melalui pemberian tes tertulis terberbentuk essay terhadap mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan model discovery learning. Data dianalisis dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Pemahaman mahasiswa Semester IV Program Studi Pendidikan Kimia Tahun Ajaran 2016/2017 tentang Sistem Periodik unsur hasil pembelajaran menggunakan model discovery learning adalah (1) pemahaman konsep mahasiswa dalam menjelaskan kecendrungan jari-jari atom unsur seperiode atau segolongan dalam sistem periodik unsur sebelum pembelajaran sebanyak 51,06% mahasiswa tidak memiliki pemahaman dan setelah pembelajaran sebanyak 89,35% mahasiswa, terjadi perubahan pemahaman konsep, dan sebanyak 38,29% mahasiswa tidak mengalami perubahana pemahaman; (2) menjelaskan kecenderungan keelektronegatifan dan setelah pembelajaran sebanyak 75,86% mahasiswa mampu membuktikan mengurutkan dan menjelaskan kecenderungan keelektronegatifa.

Kata Kunci : Deskriptif, Discovery Learning, Sistem Periodik Unsur

Lihat Artikel

DAFTAR PUSTAKA         
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Halonen, Deana (2013). Discovery Learning:A Case Study. Auspace.athabascau.ca/bitstream/2149/1519/3/ Disccovery Learning.ppt (diambil tanggal 9 Maret 3013).
Hendarman. (2012). Kurikulum Pendidikan Guru Perlu Dievaluasi. (Kompas.com, 11 Juli 2012).
Hutton, Laura (tanpa tahun). Discovery Learning (and Assessment). http://www.docstoc.com/?doc_id=120643420&download=1(diambil tanggal 8 Maret 2013)
Mackenziea, Alison M. & Johnstone, Alex H., & Brown, R. Iain F. (2003). Learning from Discovery Learning. University Chemistry Education; The Higher Education chemistry journal of the Royal Society of Chemistry; 7(1); 13 - 26.
Petrucci, Ralph.H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Surapranata, Sumarna (2012). PerencanaanKebutuhan Guru PendidikanDasar 2012 (MakalahdisampaikanpadaKegiatanAnalisisValidasiInstrumenDokumenPembinaanKarir PTKSD danAnalisisPerencanaanKebutuhanGuru.,Summer Hills Bandung, 31 Oktober -2 November 2012).
Soyomukti, Nurani. (20113). Teori-teoriPendidikan.Yogyakarta : AR-RUZZ Media.

Share:

PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN  LITERASI SAINS SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

MIOKTI YESSI
Guru Kimia SMA Negeri 7 Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah
Email: yessikimia86@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi sains siswa kelas X program IPA melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit, efektivitas pembelajaran dan peningkatan penguasaan konsep siswa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2018/2019.  Penelitian ini menggunakan desain one group pretest-postest. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, dan observasi.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kemampuan literasi berada pada kategori baik dan terjadi peningkatan kemampuan literasi sains siswa dengan gain score 0,84 kategori tinggi, dengan rata-rata nilai posttest siswa 92,69 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa 100%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran berbasis guided inquiry efektif meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dengan kategori tinggi.

Kata Kunci: elektrolit, larutan, nonelektrolit

Lihat Artikel

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Tri. (2015). Manajemen Praktikum Pembelajaran IPA. Jurnal Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 57-64. Online. https://media.neliti.com/.../270689-manajemen-praktikum-pembelajaran-ipa-ad25580.... Diakses 2 April 2019
Carlson, J. L. (2008). Effect of Themebased, Guided Inquiry Instruction on Science Literacy in Ecology. Thesis. Michigan Technology University. Online. citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1... Diakses 2 April 2019
El Islami, R. A. Z., Nahadi, N. dan Permanasari, A. (2016). Membangun Literasi Sains Siswa pada Konsep Asam Basa melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol 2, No 2,. Hal 110—120. Online. https://media.neliti.com/.../176921-ID-membangun-literasi-sains-siswa-pada-kons.pdf. Diakses 2 April 2019.
Hake, R.R., 1998,Interactive-engangement versus tradisional methods: A Sis-thousand-student Survey of Mechanics Test Data for Introductory physics course, America:The American Journal of Physics Teacher.
Jack Holbrook & Miia Rannikmae. (2009). The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education.
McConney, A., Oliver, M. C., Amanda, W. M., Schibeci, R. dan Maor, D. (2014). Inquiry, Engagement, and Literacy in Science: A Retrospective, Cross‐National Analysis Using PISA 2006. Science Education, Vol 98, No 6, Hal 963— 980.
M. Pranjoto Utomo. (2011). Adaptasi Pelaksanaan Praktikum Kimia Negara OECD. Makalah Disampaikan pada Kegiatan PPM Unggulan Berjudul “Adaptasi Kurikulum Kimia SMA Bertaraf Internasional terhadap Kurikulum dari Negara OECD” pada tanggal 4 Juni 2011, FMIPA UNY.
Murniningsih, I. M., Masykuri, M., dan Mulyani, B. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Prestasi Belajar Kimia Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol 2, No 2, Hal 177– 189.
Napsin Palisoa. (2008). Strategi Advance Organizer dalam Pembelajaran Kimia. (Online).(http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=73 15&idc=32, diunduh 23 April 2019).
OECD. (2013). Pisa 2015 Draft Science Framework March 2013. Diakses pada  www.oecd.org. 
OECD. (2014). Pisa 2012 Result in Focus What 15-Year-Olds Know and What They Can Do With What They Know. Paris: OECD Publishing
OECD. (2016). Assesing Scientific, Reading and Mathematical Literacy A Framework for PISA 2015. Paris: OECD Publising.
Peter Nentwig and David Waddington. (2005). Chemie Im Context-From Situated Learning In Relevant Contexts to a Systematic Development of Basic Chemical Concepts. Making It Relevant: Context Based Learning of Science. Waxmann: Germany.
Pusat Kurikulum. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang. (2011). Survei Internasional PISA. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Puspitasari, A. D. (2015).  Efektitas Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal Omega, Vol 1, No 2, Hal 1—5. Online. http:// omega.uhamka.ac.id/index.php/omega/article/download/23/37. Diakses 10 April 2019.
Sanjaya, W.  (2012).  Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sujana, A. (2014). Pendidikan IPA Teori dan Praktik. Bandung: Rizqi Press
Suyanti, R. D. (2010).  Mendesains Model Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Shwartz, W., Ben-Zvi, R., dan Hofstein, A., 2006, The Importance of Involving High School Chemistry Teacher in the Process of Defining The Operational Meaning of ‘Chemistry Literacy’, International Journal of Science Education, Vol 27, No 3, Hal 323—344
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Share:

PEMAHAMAN KONSEP PEREAKSI PEMBATAS HASIL PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN LKS-INDUKTIF PADA SISWA KELAS X

9772087166009

Volume 10, Nomor 01, Januari - Juni 2019
ISSN: 2087‒166X
JURNAL ILMIAH KANDERANG TINGANG

PEMAHAMAN KONSEP PEREAKSI PEMBATAS HASIL PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN LKS-INDUKTIF PADA SISWA KELAS X

 

Ike Valentie

Guru Kimia SMAN 1 Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah
Email: ike.valentie@yahoo.co.id

Abstrak :Materi atau konsep pereaksi pembatas merupakan bagian dari stoikiometri. Ini berarti bahwa untuk mempelajari materi pereaksi pembatas siswa harus sudah memahami dan menguasai konsep prasyarat yakni rumus kimia, persamaan kimia dan konsep mol. Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan pemahaman konsep siswa SMA Negeri 1 Palangka Raya mengenai pereaksi pembatas sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan LKS-induktif. Penelitian ini melibatkan 68 siswa kelas X MIPA-1 dan X MIPA-4 SMA Negeri 1 Palangka Raya. Instrumen yang digunakan adalah lembar soal pretes dan postes, LKS-Induktif. Data dikumpulkan melalui tiga tahap yaitu pretes, pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan LKS-Induktif, dan postes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep pereaksi pembatas siswa saat pretes adalah 3,36% dan pemahaman konsep siswa  saat postes adalah 69,32%. Perubahan pemahaman konsep siswa meningkat sebesar 65,96% dapat diklasifikasikan ke dalam kategori baik. Secara rinci pemahaman konsep pereaksi pembatas siswa sebagai berikut: a) pemahaman konsep mendefinisikan pengertian pereaksi pembatas  sebesar 52,58%; (b) pemahaman konsep menentukan pereaksi pembatas sebesar 69,32%.

Kata kunci: LKS-Induktif, Pemahaman Konsep, Pereaksi Pembatas

Lihat Artikel

DAFTAR RUJUKAN
Anderson, L.W. & Krathwhol, D.R. (2010). Kerangka landasan pembelajaran, pengajaran dan asesmen. Judul asli: a taxonomy for learning, teaching and assessing: a revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. Penerjemah: Agung Prihantoro. Pustaka Pelajar.
Ningrum, E. S. (2011). Pengaruh Pemberian LKS Analogi Terhadap Pemahaman Konsep Pereaksi Pembatas pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Palangka Raya. Skripsi. Tidak diterbitkan, Universitas Palangkaraya.
Rivai, Samsiar (2011). Pengetahuan Konseptual Dan Prosedural Dalam Pembelajaran Perkalian Bilangan Pecah  Desimal Berdasarkan  Paham Konstruktivisme Pada  Siswa  SD Kelas  V. Diambil pada tanggal 17 Juli 2016, dari ejurnal.fip.ung.ac.id/index.php/PDG/article/viewFile/265/259
Uno, Hamzah. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Share:

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru