1.
Bahan
Sampel (buah yang diduga mengandung vitamin C) diambil dari perkebunan atau toko buah.
Reagen dan bahan
yang digunakan adalah I2 0,001 M; Na2S2O3
0,005 M; pati 1%; K2Cr2O7 0,00083 M; KI 5%;
HCl pekat, I2 padat, KI padat, Na2S2O3.5H2O
padat, K2Cr2O7 padat dan akuades.
2.
Piranti
Erlenmeyer 100 ml,
labu takar 50; 100; 250 ml, pipet ukur 1; 2; 5; 10 ml, pipet penuh 25 ml, pipet
tetes, beaker glass 100 ml, buret 50 ml, corong, kertas saring, dan blender.
3.
Cara kerja
3.1. Preparasi
Sampel
Sampel yang
diambil dari perkebunan atau toko buah dalam kondisi masih baru dipanen, tidak berpenyakit dan ukurannya relatif sama, kemudian disimpan
pada berbagai suhu perlakuan yang telah relatif konstan yaitu 8ºC, 21ºC,
dan 32ºC. Sampel yang disimpan pada suhu 8ºC dan
21ºC diukur pada hari ke-0, 3, 6, 9, 12, dan 15. Sampel yang disimpan pada
suhu 32ºC diukur pada hari ke-0, 2, 4, 6, 8, dan 10.
Sebanyak 6 buah sampel dikupas dan dibersihkan, kemudian ditimbang sebanyak 100 gram berdasarkan massa mula-mula, masukkan ke
dalam blender dan ditambah 100 ml air suling, Sampel diblender sampai
diperoleh slurry. Saring slurry dengan kertas saring atau kain
kasa. Bilas residu dengan air suling sebanyak empat kali masing-masing 25 ml.
Masukkan ke dalam labu takar 250 ml dan genapkan sampai tanda tera.
3.2. Standarisasi
larutan I2 0,001 M
25 ml larutan I2
0,001 M dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,005
M sampai warna kuning muda. Tambahkan 3 tetes larutan pati 1% dan lanjutkan
titrasi sampai larutan tepat tidak berwarna. Volume titrasi dicatat dan diulangi
sebanyak 3 kali.
3.3. Standarisasi
larutan Na2S2O3 0,005 M
25 ml larutan K2Cr2O7
0,00083 M ditambah 2 ml HCl pekat ditambah 10 ml larutan KI 10% dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,005 M sampai warna
kuning muda. Tambahkan larutan pati 1% dan lanjutkan titrasi sampai larutan
tepat tidak berwarna. Volume titrasi dicatat dan diulangi sebanyak 3 kali.
3.4. Penentuan
Kandungan Vitamin C Cara Titimetrik (Sudarmadji, 1976)
50 ml filtrat
sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml ditambah 2 ml larutan pati 1% dan
dititrasi dengan larutan I2 0,001 M sampai tepat berwarna biru.
Catat volume titrasi dan ulangi sebanyak 4 kali dengan penambahan indikator
pada akhir titrasi.
Kandungan vitamin C
per 100 g sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Vitamin C = Konsentrasi I2
x Volume I2 x faktor pengenceran x 176,13
4.
Analisis Data
Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan statistika regresi.
Prosedur ini untuk menentukan masa simpan buah yang diduga mengandung vitamin C berdasarkan kandungan vitamin C tersebut dengan metode ASLT. Sampel juga dapat menggunakan minuman botol atau sampel kering.
Prinsip Dasar Penentuan Masa Simpan dengan Metode
ASLT
Selama proses
penyimpanan dan distribusi produk pangan, mutu pangan akan mengalami perubahan
karena adanya interaksi dengan berbagai faktor. Mutu dan masa simpan pangan
dipengaruhi oleh faktor cahaya, oksigen, pH, gesekan, katalis, inhibitor, tekanan,
benturan, air, suhu, dan waktu (Hariyadi, 2004).
Vitamin C sangat
dipengaruhi oleh pH terutama dalam suasana alkalis atau pH basa dan juga oleh
suhu penyimpanan (Winarno, 1984).
Nilai konstanta
laju reaksi (k), sangat dipengaruhi oleh suhu dimana reaksi tersebut
berlangsung. Salah satu parameter kinetika yang dapat digunakan untuk melihat
bagaimana nilai konstanta laju reaksi (k) berubah terhadap perubahan suhu adalah persamaan Arrhenius. Pada umumnya
semakin tinggi suhu semakin tinggi pula
laju reaksi. Menurut teori aktivasi, suatu reaksi baru akan berlangsung jika
diberikan sejumlah energi minimum tertentu yang disebut sebagai energi aktivasi
(Ea) (Hariyadi, 2004).
Persamaan
Arrhenius dinyatakan sebagai berikut :
ln k = ln k0 - (Ea/RT) 1
dimana :
Ea =
energi aktivasi, yang merupakan energi minimum untuk suatu reaksi
R = konstanta gas
(8,314 Jmol-1K-1)
T = suhu yang
dinyatakan dalam Kelvin (K)
k = konstanta laju
reaksi
Energi aktivasi
(Ea) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan, dimana nilai
Ea/R merupakan kemiringan kurva linier antara ln k terhadap 1/T (K-1).
Pada suhu rendah umumnya molekul-molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk
bereaksi, sedangkan pada suhu yang tinggi dimana energi yang diberikan melebihi
energi aktivasi molekul-molekul akan saling berinteraksi sehingga dapat terjadi
reaksi. Dengan menentukan nilai k pada beberapa suhu maka dapat dibuat
persamaan untuk menentukan nilai k pada berbagai suhu, dimana nilai k merupakan
kemiringan kurva linier antara ln kandungan vitamin C terhadap lama
penyimpanan. Setelah nilai k diketahui masa simpan produk pangan pada berbagai
suhu (misalnya suhu ruang 27ºC) dapat ditentukan dengan persamaan kinetika
reaksi orde satu.
Metode ASLT
merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menentukan masa simpan
suatu produk pangan (Labuza, 1989). Penentuan masa simpan bahan makanan berdasarkan vitamin C dalam ekesperimen ini menggunakan
metode ASLT dengan model Arrhenius. Penurunan kualitas mutu vitamin C dilihat
berdasarkan penurunan kandungan vitamin C dalam sampel bahan selama masa
penyimpanan. Hubungan antara laju penurunan kandungan vitamin C per satuan
waktu (hari) pada berbagai suhu penyimpanan digunakan untuk menentukan umur
simpan bahan makanan yang berdasarkan kandungan vitamin Cnya pada suhu penyimpanan misalnya suhu ruang 27ºC.
Selama masa penyimpanan kandungan vitamin C dalam sampel bahan makanan diukur
menggunakan metode Iodimetri.
Laju penurunan
kandungan vitamin C per satuan waktu secara umum mengikuti kinetika reaksi orde
satu (Sungthongjeen, 2004; Hariyadi, 2004).
ln C = ln C0 – kt 2
dengan C kandungan setelah
penyimpanan, C0 kandungan mula-mula, k konstanta laju reaksi orde
satu dan t satuan waktu (hari).
Tabel 1. Kandungan Vitamin C Beberapa Sayuran dan Buah (per
100 g berat basah)
Nama
Buah
|
mg
|
Nama
Sayuran
|
mg
|
Black currants
|
200
|
Parsley
|
150
|
Lemons
|
80
|
Merica, polong hijau
|
128
|
Strawberries
|
60
|
Kecambah Brussel
|
90
|
Orange
|
50
|
Bunga kubis
|
60
|
Raspberries
|
25
|
Bayam
|
60
|
Melons
|
25
|
Kubis
|
55
|
Blackberries
|
20
|
Kapri
|
25
|
Pisang
|
10
|
Tomat
|
20
|
Sumber : Gaman dan Sherrington, 1992
Gambar 1. Struktur Molekul Vitamin C
Sumber: Sakidja, 1989
Roulette is extremely straightforward to play on-line, however it’s an easy-to-understand recreation even when you’re new to Roulette. To Canadians looking to revitalize their gaming experiences, our casino recommendations are the right fit. We’ve vetted each one of them, and they all have probably the most thrilling on-line Roulette video games. What’s extra, you get to get pleasure from varied perks, similar to bonuses, every day promotions, and VIP standing. 온라인 카지노 You are welcomed with a generous 100 percent match bonus a lot as} $1,000 on your first deposit or 125% a lot as} $1,250 for cryptocurrencies. Roulette contributes 5% to the bonus playthrough necessities, which is quickly as} again good to see that you could also play roulette video games with the bonus.
ReplyDelete