Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Definisi Belajar dan Pembelajaran

Belajar didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman (Morgan,dkk. 1986). Definisi ini paling tidak mencakup tiga unsur yaitu: 1)belajar adalah perubahan tingkah laku, 2)perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman, dan 3)sebelum dikatakan belajar, perubahan tersebut harus relatif permanen atau tetap untuk kurun waktu yang lama.

Dipandang dari segi kependidikan, apabila seseorang telah belajar sesuatu maka ia akan berubah kesiapannya dalam menghadapi lingkungannya. Belajar adalah kata kerja aktif dan merupakan fungsi dari situasi disekitar individu yang belajar dan diarahkan oleh tujuan yang menimbulkan adanya pengalaman-pengalaman dan keinginan untuk memahami sesuatu (Snelbecker, 1974). Snelbecker selanjutnya menyimpulkan definisi belajar sebagai berikut: belajar harus mencakup tingkah laku, tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkat yang paling sederhana hingga yang kompleks, dan proses perubahan tingkah laku tersebut harus dapat dikontrol sendiri atau oleh faktor-faktor eksternal.

Pembelajaran merupakan kegiatan belajar-mengajar ditinjau dari sudut kegiatan peserta didik berupa pemberian pengalaman belajar siswa yang direncanakan guru untuk membangun pengetahuan baru dan mengaplikasikannya (learning process). Dalam tugasnya melaksanakan pengelolaan proses belajar mengajar sehari-hari, seorang guru perlu mengingat beberapa prinsip belajar sebagai berikut:

  1. Apapun yang dipelajari peserta didik, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu peserta didiklah yang harus bertindak secara aktif.
  2. Setiap peserta didik akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
  3. Seorang peserta didik akan dapat belajar dengan baik apabila memperoleh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
  4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan peserta didik akan membuat proses belajar lebih berarti.
  5. Seorang peserta didik akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggumg jawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies, 1971).

Lindgren (1976) mengatakan perlunya seorang pengajar memahami teori belajar dengan alasan sebagai berikut:

  1. Teori belajar membantu pengajar untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri peserta didik.
  2. Dengan kondisi ini pengajar dapat mengerti kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi, memperlancar, atau menghambat proses belajar.
  3. Dengan teori belajar memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan pada suatu aktivitas belajar.
  4. Teori belajar dapat merupakan sumber hipotesis atau dugaan tentang proses belajar yang dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen dan penelitian, sehingga dapat meningkatkan pengertian seseorang tentang proses belajar mengajar.
  5. Hipotesis, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ini dapat membantu guru meningkatkan performance atau unjuk kerjanya sebagai seorang pengajar yang efektif.

Dengan alasan-alasan tersebut maka jelas apabila seorang guru ingin diklasifikasikan sebagai guru yang baik, disamping penguasaan ilmu yang digelutinya selama ini ia harus pula membekali diri dengan pengetahuan teori belajar dan pembelajaran yang memadai.
Share:

No comments:

Post a Comment

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru