Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Menyusun atau mengembangkan atau merumuskan Tujuan Pembelajaran Kognitif Afektif dan Psikomorik

Menyusun atau mengembangkan atau merumuskan Tujuan Pembelajaran

Kampus-digital.com (03/04/2017)-Tujuan harus SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and Time Limit).

Tujuan belajar mengajar merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan belajar mengajar. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.

Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar, maka guru wajib membuat tujuan pembelajaran khusus, karena tujuan pembelajaran umum sudah tersedia dalam silabus. Inilah langkah pertama yang harus guru lakukan dalam menyusun rencana pengajaran. Tujuan pembelajaran khusus ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu:
1.      Secara spesifik menyatakan perilaku yang dicapai.
2.      Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).
3.      Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.

Berikut petunjuk praktis dalam menyusun atau mengembangkan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu:
1.      Formulasikan dalam bentuk yang operasional
2.      Rumuskan dalam bentuk produk belajar, bukan proses belajar.
3.      Rumuskan dalam tingkah laku siswa bukan perilaku guru.
4.      Rumuskan standar perilaku yang akan dicapai.
5.      Hanya mengandung satu tujuan belajar.
6.      Rumuskan dalam kondisi mana perilaku itu terjadi.

Perumusan tujuan pembelajaran harus berpedoman pada tujuan umum yang ada pada silabus (kurikulum nasional). Untuk membimbing guru dalam menyusun atau mengembangkan atau merumuskan tujuan pembelajaran terdapat beberapa kata operasional yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, seperti:
A.    Ranah Kognitif
1.      Pengetahuan, yaitu menyebutkan, mengidentifikasi, menjodohkan, memilih, mendefiniskan.
2.      Pemahaman, yaitu menjelaskan, menguraikan, merumuskan, merangkum, mengubah, menyadur, meramalkan, menyimpulkan, menarik kesimpulan.
3.      Menerapkan, yaitu menghitung, menghubungkan, menghasilkan, melengkapi, menyediakan, menyesuaikan.
4.      Analisis, yaitu memisahkan, menerima, menyisihkan, menghubungkan, memilih, membandingkan, mempertentangkan, membagi, membuat diagram, menunjukkan hubungan.
5.      Sintesis, yaitu mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendesain/merancang, mengatur, menyusun kembali, menyimpulkan (dari hasil analisis), membuat pola.
6.      Evaluasi, yaitu membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mengevaluasi, membuktikan, menafsirkan, membahas, memilih, menguraikan, membedakan, melukiskan/menggambarkan/mendeskripsikan, mendukung, menolak.

B.     Ranah Afektif
1.      Penerimaan, yaitu menanyakan, memilih, menjawab, melanjutkan, memberi, menyatakan, menempatkan.
2.      Partisipasi, yaitu melaksanakan, membantu, menawarkan diri, menyambut, menolong, mendatangi, melaporkan, menyumbangkan, menyesuaikan diri, menyatakan persetujuan, mempraktekan.
3.      Penilaian, yaitu menunjukkan, melaksanakan, menyatakan pendapat, memilih, membela, membenarkan, menolak, mengajak.
4.      Organisasi, yaitu merumuskan, berpegang pada, mengintegrasikan, menghubungkan, mengaitkan, menyusun, mengubah, melengkapi, menyempurnakan, menyesuaikan, menyamakan, mempertahankan, memodifikasi.
5.      Pembentukan pola hidup, yaitu bertindak, menyatakan, memperlihatkan, mempraktekan, melayani, mengundurkan diri, membuktikan, mempertimbangkan, mempersoalkan.

C.     Aspek psikomotor
1.      Persepsi, yaitu memilih, membedakan, mempersiapkan, menyisihkan, menunjukkan, mengidentifikasi, menghubungkan.
2.      Kesiapan, yaitu memulai, bereaksi, memprakarsai, menanggapi, mempertunjukkan.
3.      Gerakan terbimbing, yaitu mempraktekkan, memainkan, mengikuti, mengerjakan, membuat, mencoba, memasang, membongkar.
4.      Gerakan terbiasa, yaitu mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan, mengerjakan, menyusun, menggunakan.

Rumusan tujuan pembelajaran akan menghasilkan perubahan perilaku peserta didik. Hal ini berarti bahwa keberhasilan pembelajaran tergantung pada tujuan pembelajaran. Perilaku mana yang hendak dihasilkan, maka rumusan tujuan pembelajaran harus sesuai dengan perilaku yang hendak dihasilkan. Bila perilku yang hendak dicapai adalah agar siswa dapat membaca, maka rumusan tujuan pembelajarannya harus mendukung tercapainya keterampilan membaca yang diinginkan. Apabila perilaku yang hendak dicapai agar siswa dapat menulis, maka tujuan yang dirumuskan harus mendukung agar siswa dapat menulis. Baik keterampilan membaca maupun menulis adalah perilaku yang hendak dihasilkan dari kegiatan belajar mengajar. Bila keterampilan itu dapat dikuasai oleh seluruh peserta didik, maka guru dikatakan berhasil dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tentu saja keberhasilan tersebut dapat diketahui setelah dilakukan tes formatif pada akhir pengajaran.

Dalam menyusun atau mengembangkan atau merumuskan tujuan belajar mengajar, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1.      Kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa
2.      Bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus
3.      Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak.
4.      Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Share:

No comments:

Post a Comment

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru