A.
SINAR
X
J.J. Thomson dan peneliti sinar katoda lainnya mengamati bahwa
kadang-kadang benda diluar tabung sinar katoda tampak bersinar selama melakukan
percobaan. Wilhelm Roentgen mengamati bahwa pengaruh sinar katoda pada suatu
permukaan benda menghasilkan suatu jenis radiasi, sehingga menyebabkan
benda-benda pada jarak tertentu dari sumber sinar katoda tampak bersinar. Jenis
radiasi ini pada waktu itu belum diketahui, sehingga disebut dengan radiasi
sinar x.
Wilhelm Roentgen menemukan bahwa sinar x
tidak dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet. Sinar x memiliki daya tembus sangat tinggi
terhadap berbagai jenis benda. Panjang gelombang radiasi sinar x kira-kira 1Å (10−10 m).
Sinar x digunakan dalam fotografi
untuk mengetahui kondisi bagian dalam suatu benda karena sifat daya tembusnya
yang tinggi terhadap berbagai jenis benda. Pada tahun 1986, sinar x digunakan untuk menentukkan posisi
tulang yang patah atau retak, hingga saat ini yang dikenal dengan istilah
roentgen.
B.
RADIOAKTIVITAS
Roentgen menggunakan dinding gelas tabung sinar katoda sebagai sumber sinar
x. Selama percobaan dinding tabung
menghasilkan fluoresensi. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Roentgen,
Becquerel mencoba menghubungkan fluoresensi suatu benda dengan radiasi sinar x : Apakah fluoresensi suatu benda
secara otomatis akan menghasilkan radiasi sinar x?
Becquerel membungkus sebuah lempeng fotografi dengan kertas hitam tebal.
Sejumlah kristal uranium dan kalium sulfat ditempatkan di dekat bungkusan yang
semuanya di kenai sinar matahari. Seperti yang diharapkan, lempeng fotografi
menjadi terekspos. Becquerel berasumsi bahwa sinar matahari menyebabkan kristal
mengalami peristiwa fluoresensi. Peristiwa fluoresensi kristal diikuti pemancarkan
radiasi sinar x. Radiasi sinar x
dapat menembus kertas tebal sehingga lempeng fotografi menjadi terekspos.
Becquerel mencoba mengulangi percobaannya, namun karena langit mendung, ia
meletakkan bahan percobaannya di atas meja dalam ruang kerja. Becquerel
berasumsi bahwa kertas fotografi hanya terekspos sedikit sebab tidak ada
peristiwa fluoresensi oleh sinar matahari. Namun diluar dugaan Becquerel,
kertas fotografi yang dibungkus kertas tebal tersebut terekspos sangat kuat
sama seperti percobaan sebelumnya.
Becquerel membuat dugaan bahwa radiasi yang menyebabkan kertas fotografi
terkespos bukan karena fluoresensi sama sekali. Becquerel membuktikan dugaannya
dengan melakukan percobaan dalam ruang gelap. Seperti dugaan Becquerel, kristal
uranium terus-menerus memancarkan radiasi yang menyebabkan kertas fotografi
terekspos sangat kuat.
Rutherford menunjukkan bahwa ada tiga jenis radiasi yang dipancarkan oleh
unsur radioaktif. Jenis pertama adalah radiasi sinar α. Sinar α mempunyai daya
ionisasi tinggi dan daya tembus rendah terhadap materi. Jenis kedua adalah
radiasi sinar β. Sinar β mempunyai daya ionisasi rendah dan daya tembus lebih
tinggi dibanding sinar α. Jenis ketiga adalah radiasi sinar γ. Sinar γ tidak
dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet dan mempunyai daya tembus
paling tinggi.
C.
INTI
ATOM
Rutherford, Hans Geiger dan Ernest Marsden melakukan percobaan menggunakan
lempeng emas dan beberapa jenis logam lain yang sangat tipis dengan ketebalan 10−4-10−5
cm. Partikel-partikel α yang berasal dari unsur radioaktif ditembakkan pada
lempeng-lempeng tersebut. Hasil percobaan menunjukkan bahwa:
1.
Sebagian
besar partikel α menembus lempeng logam tanpa dibelokkan.
2.
Sebagian
(kira-kira 1 dari 20.000) partikel α menembus lempeng logam dan mengalami
pembelokkan dengan sudut tertentu.
3.
Sebagian
(kira-kira 1 dari 20.000) partikel α tidak menembus lempeng logam sama sekali,
tetapi dipantulkan melawan arah datangnya sinar.
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Rutherford membuat asumsi bahwa:
1.
Sebagian
besar dari massa atom terpusat pada daerah yang sempit dan memiliki muatan
positif. Daerah sempit ini disebut inti atom, sedangkan sebagian daerah atom
merupakan daerah yang kososng.
2.
Besarnya
muatan positif pada inti atom suatu unsur berbeda dengan muatan inti atom unsur
yang lain dan muatannya kira-kira setengah dari massa atom unsur tersebut.
3.
Diluar
inti suatu atom netral harus terdapat elektron yang jumlahnya sama dengan
satuan muatan inti atom.
D.
ISOTOP
Percobaan J.J. Thomson menggunakan
gas neon dalam tabung sinar katoda menunjukkan bahwa 91% dari atom-atom gas
neon mempunyai massa normal dan 9% lainnya memiliki massa lebih berat
dibanding massa normal. Penemuan Thomson menunjukkan bahwa atom-atom dari suatu
unsur yang sama dapat memiliki massa yang berbeda. Atom-atom dari unsur yang
sama tetapi memiliki massa yang berbeda
tersebut disebut isotop.
E.
PROTON
DAN NEUTRON
Pada tahun 1913, H.G.J. Moesley melaporkan hasil percobaannya bahwa radiasi
sinar x memiliki panjang gelombang yang bervariasi tergantung dari bahan
target. Moesley berhasil menghubungkan panjang gelombang dengan persamaan
matemastis sehinggan setiap unsur dapat ditetapkan dengan satuan bilangan
bulat. Bilangan bulat tersebut kemudian disebut nomor atom dan terbukti identik
dengan muatan inti atom sesuai dengan yang digambarkan oleh Rutherford.
Berdasarkan hasil percobaan Moesley dan Rutherford, konsep inti yang
dikembangkan adalah : Inti atom mengandung sejumlah proton yang identik dengan
nomor atomnya dan sejumlah partikel netral untuk menyesuaikan massanya.
Partikel netral ini disebut neutron.
F.
PARTIKEL
DASAR SUATU ATOM
Partikel dasar penyusun atom adalah proton, neutron dan elektron. Proton
dan neutron terdapat dalam inti atom. Jumlah proton identik dengan nomor atom
sedangkan jumlah proton dan neutron dalam inti merupakan nomor massa atom.
Jumlah proton juga menentukan muatan inti suatu atom. Oleh karena itu, suatu
atom netral tentu memiliki jumlah elektron yang sama dengan jumlah protonnya.
Muatan listrik elektron merupakan satuan terkecil dari satuan muatan
listrik yang ada. Satuan ini merupakan satuan listrik atomik. Proton juga
mempunyai satuan muatan listrik atomik, tetapi diberi tanda positif. Muatan dan
massa partikel dasar diringkas pada Tabel 1.
Tabel 1. Muatan Listrik dan Massa Partikel Dasar
Partikel
Dasar
|
Muatan Listrik
|
Massa
|
||
Metrik (C)
|
Atomik
|
Metrik (g)
|
Atomik (sma)
|
|
Proton
|
+1,602 x 10−19
|
+1
|
1,673 x 10−24
|
1,0073
|
Neurton
|
0
|
0
|
1,675 x 10−24
|
1,0087
|
Elektron
|
-1,602 x 10−19
|
−1
|
9,110 x 10−28
|
0,00055
|
Z
Suatu unsur biasanya dinyatakan dengan lambang AX Jumlah
proton dalam inti suatu atom menunjukkan nomor atom (Z). Total massa proton dan
neutron disebut nomor massa (A). Jumlah neutron adalah A−Z.
G.
UNSUR-UNSUR
RADIOAKTIF
Suatu unsur tersusun oleh atom-atom yang sejenis, yaitu memiliki nomor atom
yang sama. Unsur-unsur kimia yang sudah ditemukan hingga saat ini adalah unsur
dengan Z=1 sampai Z=118. Semua unsur dengan nomor atom lebih
dari 83 adalah unsur radioaktif. Radioaktivitas dapat diukur dengan
menggunakan Geiger counter, berupa silinder yang berisi gas bertekanan rendah
dan dua elektroda. Radiasi mengionisasi atom dalam silinder dan
memungkinkan arus mengalir antara elektroda.
Semua unsur
radioaktif meluruh sesuai dengan waktu paruh masing-masing. Waktu paruh
dari zat radioaktif adalah waktu yang diperlukan untuk setengah dari jumlah
awal inti meluruh. Tingkat peluruhan mengungkapkan kecepatan di mana zat terurai.
Unsur-unsur radioaktif yang diketahui hingga saat ini sebagian ada secara alami
dan sebagian ada secara buatan.
No comments:
Post a Comment