Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Pengembangan Media Pembelajaran

Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran

Media pembelajaran yang baik atau media yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah media pembelajaran hasil dari penelitian dan pengembangan. Media tersebut layak karena sudah diuji coba dan diperbaiki melalui proses penelitian dan pengembangan.

Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah suatu penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian jenis ini merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk. Melalui penelitian dan pengembangan diharapkan dapat menjembatani kesenjangan penelitian yang lebih banyak menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang dapat digunakan langsung oleh para pengguna (Sugiyono, 2011:407).


Tujuan penelitian pengembangan (Research and Development) tidak dimaksudkan untuk menguji teori, akan tetapi merupakan penelitian yang berorientasi untuk menghasilkan atau mengembangkan produk. Misalnya, mengembangkan model sekolah sains, mengembangkan kurikulum kimia, mengembangkan strategi/metode pembelajaran IPTEK, mengembangkan media pembelajaran kimia, dan sebagainya. 


Prosedur utama penelitian pengembangan terdiri atas enam langkah, yaitu (Sugiyono, 2011:409-414):



a. melakukan analisis produk yang dikembangkan (potensi dan masalah)
b. mengumpulkan informasi
c. desain produk
d. validasi desain
e. revisi produk
f. uji coba produk

Borg dan Gall mengemukakan model pengembangan sebagai berikut yang terdiri dari sepuluh langkah, yang dapat kita adopsi untuk mengembangkan media pembelajaran, yaitu :

1) Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi.

2) Melakukan perencanaan (pendefinisian, keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan, dan uji coba skala kecil).

3) Mengembangkan bentuk produk awal (penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perlengkapan evaluasi).

4) Melakukan uji lapangan permulaan (dilakukan pada 2-3 sekolah, menggunakan 6-12 subjek). Data wawancara, observasi dan kuesioner dikumpulkan dan dianalisis.

5) Melakukan revisi terhadap produk utama (sesuai dengan saran-saran dari hasil uji lapangan permulaan).

6) Melakukan uji lapangan utama (dilakukan pada 5-15 sekolah dengan 30-100 subjek). Data kuantitatif tentang unjuk kerja subjek pada pra pelajaran dan pasca pelajaran dikumpulkan.

7) Melakukan revisi terhadap produk operasional (revisi produk berdasarkan saran-saran dari hasil uji lapangan utama).

8) Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan pada 10-30 sekolah, mencakup 40-200 subjek). Data wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpulkan dan dianalisis.

9) Melakukan revisi terhadap produk akhir (revisi produk seperti disarankan dari hasil uji lapangan).

10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk (membuat laporan mengenai produk pada pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerjasama dengan penerbit untuk melakukan distribusi secara komersial, membantu distribusi untuk memberikan kendali mutu).

b. Model pengembangan Thiangarajan S., Semmel D.S., dan Semmel M.I (1974). Menurut model ini, prosedur dalam penelitian pengembangan terdiri dari empat langkah atau yang dikenal dengan model 4-D, yaitu: define (definisi), design (perancangan), develop (pengembangan), dan desiminate (menyebarluaskan produk).
Secara sederhana model pengembangan dapat digambarkan seperti berikut:



Oleh karena itu, produk pengembangan pada mata kuliah pengembangan media pembelajaran dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk melakukan penelitian pengemabangan, baik oleh guru maupun oleh mahasiswa yang sedang menulis skripsi.







Share:

No comments:

Post a Comment

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru