Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Menyusun Kuesioner (Daftar Pertanyaan)

Langkah awal dalam menyusun desain instrument adalah membuat kuesioner, yaitu daftar pertanyaan‐pertanyaan yang disusun secara tertulis. Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban‐jawaban para responden. Dalam menyusun kuesioner, peneliti harus memperhatikan hal‐hal berikut ini:

1. Apakah pertanyaan itu perlu?
Pertanyaan harus ditanyakan hanya apabila diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.
2. Bagaimana pertanyaan itu sebaiknya diajukan?
Pertanyaan harus disusun secara cermat dan diujicobakan agar sesuai dengan yang dimaksud oleh peneliti.
3. Apakah bentuk pertanyaannya terbuka ataukah tertutup?
Keputusan menggunakan pertanyaan terbuka atau tertutup amat tergantung dari seberapa jauh si peneliti memahami masalah penelitian.
4. Bagaimana seharusnya pertanyaan itu dirumuskan?
Pertanyaan‐pertanyaan yang spesifik lebih dianjurkan dibanding pertanyaan bersifat umum. Sedapat mungkin dihindari menggunakan frase atau istilah yang menimbulkan persepsi ganda atau membingungkan.
5. Bagaimana format jawaban disusun
Hal ini berkaitan dengan alternative jawaban yang digunakan dan urutan alternative jawaban.
6. Apa teknik skala yang sebaiknya digunakan?
Ada dua teknik skala utama yang sering digunakan: Pertama dengan rating scales (skala penilaian), dimana dievaluasi suatu dimensi orang, objek, atau fenomena pada suatu titik dalam suatu rentang/kategori. Kedua dengan attitude scales yaitu suatu kumpulan alat pengukuran yang mengukur tanggapan individu terhadap suatu objek atau fenomena.

Desain Instrumen
Proses menyusun desain instrument pada dasarnya adalah suatu seni. Hal utama yang harus diperhatikan dalam desain instrument:
1. Urutan Skala dan Layout
Penyajian dan organisasi instrument pengumpulan data amat menentukan dalam sukses tidaknya penelitian. Isu sentral pada tahap ini adalah urutan skala dan penyajian alat pengukuran dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.
2. Pratest dan Perbaikan
Pratest sebaiknya dilakukan pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya. Pratest seringkali dapat mengidentifikasi masalah dalam penyusunan kata‐kata, format kuesioner dan lain‐lain, yang amat berpengaruh terhadap validitas penemuan dari penelitian tersebut. Bila masalah‐masalah tersebut dapat ditemui, maka peneliti dapat membuat perubahan‐perubahan seperlunya agar dapat memperoleh data dengan kualitas yang tinggi.

Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Analisis statistik Validitas dan Reliabilitas
Share:

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru