Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Permasalahan Penelitian

Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu dicari pemecahanya atau jawaban secara ilmiah. Pertemuan antara aspek objektif dan aspek subyektif ini merupakan titik tolak dasar dari semua penelitian. Setiap penelitian selalu bermula dari adanya masalah‐masalah yang timbul di lapangan maupun sesuatu yang masih menjadi pertanyaan bagi peneliti dan orang banyak. Masalah menjadi semacam tempat awal berpijak melakukan penelitian, untuk selanjutnya dipecahkan melalui langkah‐langkah yang sistematis seperti yang ada dalam sebuah penelitian ilmiah.

Untuk memberikan jawaban secara ilmiah terhadap pertanyaan penelitian peneliti mencoba menggali khsanah teori dan konsepi konsep yang relevan dengan permasalahan yang diajukan.
Jawaban –jawaban yang dimaksud memiliki dua kedudukan yaitu:
1. sebagai jawaban final terhadap permasalahan penelitian, merupakan konklusi dan diperlukan sebagai tesis.
2. jawaban tadi walaupun dianggap paling benar namun masih akan dibuktikan lagi pada tahap lain.dianggap sebagai hipotesis jika jawaban itu diperlukan sebagi hipotesis, maka masih ada satu tahap lagi yang harus dilewati yaitu pembuktian.

Permasalahan dapat didefenisikan sebagai statement mengenai populasi yang menunjukan adanya jarak antara rencana dan pelaksanaan antara aspirasi dengan kenyataan, antara cita‐cita dengan harapan, yaitu antara kenyataan dan harapan. Jarak antara kenyataan dan harapan tersebut sering kali berupa ketimpangan, ketidakseimbangan, kelangkaan, kekurangan, ketidaktahuan, dan semacamnya sumber untuk merumuskan permasalahan penelitian bisa dari bermacam‐macam sumber:
1. kepustakaan
2. pengalaman
3. pengamatan
4. seminar/diskusi
5. intuisi, maupun
6. pernyataan pemegang otoritas.
Rumusan permasalahan yang baik memiliki ciri‐ciri sebagai berikut:
1. permasalahan dirumuskan secara spesifik hanya mengenai aspek tertentu secara jelas, kecuali peneliti memilki waktu, biaya, dan tentu saja kemampuan secara cukup memadai
2. permasalahan penelitian harus memiliki basic empirical atau bersifat factual problem metafisik seyogyanya tidak memiliki prioritas dalam riset
3. permasalahan prioritas perlu diorientasikan pada satu teori tertentu sebab teori merupaka body of knowledge yang memberikan penjelasan pada keaneka yang luas mengenai suatu fenomena.
4. permasalahan penelitian dirumuskan seyogyanya mimiliki tingkat tingkat aktulitas yang tinggi sehingga memiliki pula academic interest dan public interest yang cukup yang sangat tinggi bagi pengembangnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada 3 langkah awal dalam proses penelitian, yaitu:
1. Identifikasi bidang masalah (topik)
2. Pencarian data awal melalui studi pustaka (survey literature)
3. Perumusan masalah secara jelas dan tepat

Alur berpikir dalam merumuskan masalah penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.

Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah

Gambar 1. Pola Pikir Merumuskan Masalah Penelitian

Semoga bermanfaat!

Baca juga:


Share:

Arti Proposal Penelitian


Proposal penelitian adalah suatu usulan penelitian yang diajukan oleh seseorang atau suatu badan/ perusahaan/ organisasi untuk menghasilkan suatu output tertentu atau memberikan jasa penelitian kepada sponsor atau pendukung. Adapun maksud proposal penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk merumuskan masalah apa yang akan diteliti dan mengapa masalah tersebut penting. 
2. Untuk mengkaji upaya penelititan‐penelitian lain yang telah dilakukan dalam masalah serupa. 
3. Untuk menguraikan jenis data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah dan bagaimana metode pengumpulan data, pengolahan data dan menganalisisnya.

Jenis Proposal Penelitian
1. Proposal Internal 
Proposal internal yang kebanyakan dibuat oleh sebuah perusahaan pada umumnya lebih ringkas dibandingkan dengan proposal eksternal. Biasanya dilakukan oleh staf pengajar atau bagian Litbang (penelitian dan pengembangan).
2. Proposal Eksternal 
Jenis proposal eksternal dapat dibedakan menjadi proposal pesanan dan proposal bukan pesanan. Proposal pesanan biasanya harus melalui sebuah persaingan untuk mendapatkan kontrak atau dana dengan proposal yang diajukan pihak lain. Proposal bukan pesanan menggambarkan saran dan anjuran peneliti untuk sebuah penelitian yang mungkin akan dilaksanakan.

Manfaat Proposal
a. Manfaat bagi peneliti 
1. Persamaan Persepsi 
Permasalahan Permasalahan yang akan diselidiki merupakan permasalahan yang diinginkan untuk diselidiki oleh pembimbing. 
2. Orientasi Penelitian 
Keseluruhan Dengan menyusun proposal terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menjadi lebih mampu melihat keseluruh aspek penelitian. Data apa saja yang harus dikumpulkan, metoda analisis yang akan dipergunakan, serta waktu dan anggaran penelitian semuanya dapat dipersiapan dan dapat diketahui dalam proposal penelitian. 
3. Pedoman Pelaksanaan Penelitian 
Dari proposal penelitian, diketahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan baik dari jenis kegiatan maupun waktu pelaksanaan kegiatan. 
4. Kejelasan Kegiatan Penelitian 
Dengan menggunakan proposal yang baik, kegiatan penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih jelas. Dengan menggunakan proposal, efisiensi waktu penelitian dapat ditingkatkan, kemungkinan kesalahan penelitian dapat dikurangi, dan pada umumnya akan menghasilkan kualitas penelitian yang lebih tinggi. 
5. Kemudahan Evaluasi Penelitian 
Dari proposal penelitian dapat diketahui kegiatan apa saja yang harus, tidak perlu, atau tidak mungkin dapat dilaksanakan. Pembimbing penelitian, konsumen penelitian, serta pihak lain yang terkait dapat mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti dan dapat memberikan saran atau koreksi sesuai dengan fungsi dan kepentingan masing‐masing. 
6. Proteksi Pelaksanaan Penelitian 
Proposal yang sudah disusun dan disetujui berbagai pihak yang terkait dapat menjadi ”pelindung” peneliti dari permintaan perubahan kegiatan penelitian. Dengan menunjukan proposal, campur tangan dari berbagai pihak lain dapat dihindarkan, karena apa yang diminta tidak tertulis dalam proposal. 
7. Persetujuan Peneliti dan Pembimbing 
Dari proposal akan diketahui batasan sejauh mana informasi yang akan diperoleh pembimbing, sehingga akan dapat mengurangi harapan yang akan berlebihan dari pembimbing.

Manfaat bagi pembimbing (dalam pemenuhan unsur penelitian)
1. Jaminan Kualitas Penelitian 
Proposal penelitian yang diajukan harus memberikan informasi yang diinginkan oleh pembimbing. Hal ini perlu dilakukan sebelum peneliti mengeluarkan lebih banyak biaya untuk kegiatan penelitian yang tidak mempunyai nilai manfaat yang cukup. 
2. Persetujuan Metode Penelitian 
Metode dan teknik penelitian harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi pembimbing dan peneliti sebelum penelitian akan dilakukan. 
3. Kendali Penelitian 
Proposal akan berfungsi sebagai kendali pelaksanaan penelitian, sehingga pembimbing akan dapat memperoleh hasil penelitian dengan menggunakan metode dan teknik sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal. 
4. Prioritas Penelitian 
Peneliti menyusun daftar preferensi penelitian atas usulan‐usulan yang diterima dari pembimbing. Daftar ini sangat penting bagi pembimbing, terutama dalam hubungannya dengan kendala waktu dan dana yang tersedia untuk penelitian. 
5. Penilaian Informasi 
Dalam rangka penentuan biaya penelitian yang akan dikeluarkan oleh peneliti (dan pembimbing jika memungkinkan), nilai informasi penelitian merupakan masukan yang sangat penting.

Struktur Proposal Penelitian
1. Halaman Judul 
Judul penelitian sebaiknya disusun ringkas‐padat dan menarik. 
2. Ringkasan Eksekutif 
Ringkasan eksekutif merupakan salah satu bentuk lain dari usulan penelitian yang disajikan secara singkat dan padat sehingga memungkinkan bagi para sponsor untuk mengetahui maksud dan tujuan secara cepat dan tepat. 
3. Latar Belakang 
Latar belakang berisi uraian singkat mengenai “lingkungan” di seputar masalah yang akan diteliti. 
4. Rumusan Masalah 
Namun juga harus diperhatikan susunan paragrafnya, agar suatu permasalahan dapat diuraikan secara runtut dan focus dengan dihasilkannya kata akhir suatu permasalahan yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh pembaca secara jelas. 
5. Tujuan Penelitian 
Bagian ini menjabarkan secara jelas apa saja yang direncanakan untuk dilakukan dalam usulan penelitian. 
6. Studi Pustaka 
Bagian ini melihat kembali semua penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya ataupun yang sedang dilakukan, yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan ini. 
7. Manfaat Penelitian 
Penekanan pentingnya dilakukan penelitian ini dapat dijabarkan dalam bagian ini. 
8. Desain Penelitian 
Desain penelitian menggambarkan apa yang akan dilakukan oleh peneliti,yaitu tahapan yang akan dilakukan, informasi mengenai cara penarikan sample bila diperlukan survei primer, berapa besarnya sample, metode pengumpulan data, instrumen penelitan, dan prosedur teknis penelitan lainnya. 
9. Analisis Data 
Dalam bagian ini perlu dijabarkan mengenai metode yang direncanakan dan dasar teoritis untuk memakai teori tersebut (dalam analisis data). 
10. Bentuk Laporan 
Bagian ini memuat kesimpulan statistik, hasil temuan, rekomendasi, rencana kegiatan, model, rencana strategi, dan sebagainya yang merupakan contoh dari bentuk hasil. 
11. Kualifikasi Penelitian
Pada bagian ini akan menyebutkan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan proses penelitian. Alangkah baiknya apabila disertai dengan data pribadi atau curiculum vitae dari peneliti. 
12. Anggaran 
Dalam penelitian harus diketahui secara benar pos‐pos apa saja yang dianggarkan dalam pelaksanaan penelitian. 
13. Jadwal 
Jadwal ini perlu dibuat untuk memperlihatkan gambaran mengenai kapan dan berapa lama jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap langkah dalam penelitian. 
14. Daftar Pustaka 
Semua kegiatan penelitian memerlukan referensi atau kepustakaan dari banyak sumber untuk menghindari unsur penjiplakan. 
15. Lampiran 
Lampiran ditujukan untuk memuat hal‐hal yang perlu dijelaskan dalam penelitian.

Evaluasi Proposal
Suatu usulan penelitian dapat dievaluasi secara formal dan tidak formal. Evaluasi formal didasarkan pada kriteria yang dibuat oleh sponsor berdasarkan kebutuhan mereka sebelum mereka menilai. Evaluasi secara tidak formal penilaiannya didasarkan pada sejauh mana usulan tersebut sesuai dengan kebutuhan suatu proyek beserta kriterianya, tanpa harus didokumentasikan secara baik.
Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar suatu usulan proposal dapat mendapat perhatian pihak sponsor, yakni sebagai berikut: 
1. Proposal harus ditampilkan secara rapi, terstruktur, dan terorganisasi. 
2. Topik utama dari proposal hendaknya daoat ditemukan dan dipahami dengan cepat dan mudah.

Beberapa pedoman cara penulisan laporan yang baik: 
􀂃 Buatlah kalimat sejelas mungkin. Setiap kalimat haruslah diusahakan dalam bentuk kalimat tunggal yang sempurna. Usahakan pula agar setiap paragraf jangan terlalu panjang. Tulislah buah pikiran yang ada ke dalam kalimat‐kalimat yang dibagi menjadi beberapa paragraf dan gunakan sub‐bab, apabila perlu untuk setiap butir yang dianggap penting. 
􀂃 Berhati‐hatilah dalam menggunakan istilah (terminology). Terlebih‐lebih dalam suatu penelitian ilmu social, sikap berhati‐hati dalam setiap mengemukakan istilah‐istilah tersebut harus tinggi. Kalau tidak, mungkin dapat menimbulkan berbagai macam kesalahpahaman. Setiap istilah haruslah didefinisikan secara jelas dan konsisten. Istilah‐istilah yang digunakan sebaiknya juga disesuaikan dengan sasaran/ pembaca laporan. 
􀂃 Gunakan tata bahasa, ejaan, dan tanda‐tanda kalimat (koma, seru, titik dua, dan lain sebagainya) yang baku. Dengan demikian adanya kemungkinan salah pengertian antara penulis dan pembaca dapat dihindari. 
􀂃 Usahakan menggunakan kalimat langsung dan positif, serta hindarkan penggunaan kalimat‐kalimat yang kompleks. Jangan menggunakan kata‐kata yang tidak berguna dan hindarkan penggunaan istilah yang bersifat lokal. 
􀂃 Berilah nomor urut pada setiap bab, sub‐bab, tabel dan diagram secara konsisten dan memadai. Hindari cara pemberian nomor urut yang tidak konsisten dan berlebih‐lebihan. 
􀂃 Gunakan catatan kaki (footnotes) atau bodynotes. Kalau menggunakan footnotes harus secara konsisten, dan beri nomor secara berurutan dan letakkan setiap catatan kaki pada bagian bawah di masing‐masing halaman yang bersangkutan. Dapat pula kita mengelompokkan catatan kaki itu di bagian belakang pada akhir laporan asal saja nomor urutnya tetap konsisten. Jika menggunakan bodynotes juga harus konsisten, dengan memasukkan tahun saja atau tahun beserta halaman yang dikutip.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga:

Permasalahan Penelitian


Share:

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru