Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya

Langkah- langkah Metode Ilmiah

Guru atau pengajar adalah pengambil keputusan dalam kelas. Keputusan yang perlu diambil guru adalah merencanakan pengalaman belajar, menentukan metode mengajar, menentukan sistem penilaian, dan banyak lagi yang dihadapi guru setiap hari yang perlu keputusan.

Guru adalah ahli bagi siswa dikelasnya. Ahli yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam mengambil berbagai keputusan yang valid dan cara melakukannya. Dalam mengambil keputusan guru dapat melakukannya berdasarkan pengalaman, otoritas dan tradisi, tetapi yang memberi sumbangan terbesar adalah hasil penelitian ilmiah, karena telah diuji validitasnya menggunakan metode ilmiah.

Keputusan yan diambil dari serangkaian kegiatan penelitian dengan menerapkan metode ilmiah telah memberi perubahan besar dalam pendidikan. Para guru dapat memanfaatkan berbagai sumber hasil penelitian ilmiah pendidikan untuk mendapatkan informasi dan saran dalam mengambil keputusan.

Sumber pengetahuan dalam mengambil keputusan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pengalaman
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan oleh orang pada umumnya. Bahkan semua manusia belajar dari pengalaman. Seorang anak kecil yang karena tanpa pengetahuan memegang api, berdasarkan pengalaman tersebut ia memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas.
Seorang guru setiap hari memperoleh banyak pengetahuan dari pengalaman mengajar di kelasnya setiap hari. Bahkan mungkin telah menemukan banyak metode mengajar yang ia temukan tanpa ia sadari, bahwa dirinya adalah seorang penemu atau seorang ahli di kelasnya.

2. Otoritas atau wewenang
Otoritas atau wewenang adalah sumber pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari pengalaman pribadi. Misalnya seorang siswa akan membuka kamus untuk mencari arti kata yang asing baginya. Seorang pasien akan bertanya kepada dokter tentang penyakitnya. Jenis pengetahuan ini diperoleh dari orang lain yang memiliki pengalaman atau orang yang dianggap ahli pada bidangnya. Guru dapat memperoleh dan memanfaatkan pengetahuan ini dari para ahli pendidikan.

3. Cara berpikir deduktif
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir yang dirumuskan sebagai suatu proses berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Logika yang digunakan adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui untuk membuat kesimpulan. Cara ini dilakukan menggunakan serangkaian pernyataan yang disebut silogisme yang terdiri dari:
1) pokok pikiran utama (premis mayor)
2) pokok pikiran kedua (premis minor)
3) kesimpulan
Contoh silogisme:
1) Semua larutan yang memiliki pH < 7 adalah larutan asam.
2) Larutan HCl encer memiliki pH < 7.
3) Larutan HCl encer adalah larutan asam.
Jika premisnya benar, maka kesimpulannya pasti benar.

4) Cara berpikir induktif
Kesimpulan yang dihasilkan dari cara berpikir deduktif hanya benar jika premisnya benar. Namun, bagaimana mengetahui bahwa premis itu pasti benar dan valid.
Misal contoh:
1) Semua siswa yang diajar dengan metode A mendapat nilai > 80.
2) Kelas X diajar dengan metode A.
3) Semua siswa kelas X mendapat nilai > 80.
Bisa saja ini benar untuk kesimpulan kelas X, namun belum tentu untuk kelas Y dan Kelas Z. Jadi kesimpulan ini hanya benar pada kondisi tertentu, dan belum dapat digeneralkan.
Francis Bacon adalah orang yang mengusulkan ide bahwa untuk mencari kebenaran atau pengetahuan seseorang harus mengamati alam secara langsung, mengumpulkan fakta-fakta, dan merumuskan generalisasi dari hasil pengamatan tersebut.
Contoh cara berpikir induktif:
Semua kelas yang diajar dengan metode A mendapat nilai rata-rata > 80.
Oleh karena itu, semua siswa yang diajar dengan metode A mendapat nilai > 80.
Perhatikan bahwa cara berpikir deduktif mengamati contoh-contoh atau seluruh kelas, baru dibuat generalisasi untuk seluruh siswa.

5) Metode Ilmiah atau Pendekatan Saintifik atau Pendekatan Ilmiah
Charles Darwin dianggap sebagai orang pertama yang menerapkan metode ilmiah dalam mencari pengetahuan dan kebenarannya. Darwin melakukan pengamatan makhluk hidup dan berharap dapat membuat generalisasi tentang evolusi makhluk hidup. Penggabungan cara berpikir induktif-deduktif telah menjadi metode baru yang disebut metode ilmiah. Pada metode ilmiah hasil pengamatan pada fakta-fakta dirumuskan menjadi kesimpulan sementara atau disebut hipotesis. Kesimpulan sementara atau hipotesis ini harus diuji kebenarannya dan validitasnya sebelum digeneralisasi.
Metode ilmiah adalah cara berpikir yang dideskripsikan sebagai proses yang dalam hal ini peneliti secara induktif bertolak dari pengamatannya menuju hipotesis. Oleh karena itu, pada metode ilmiah umumnya peneliti memikirkan apa yang akan terjadi jika hipotesis benar, kemudian melakukan pengamatan yang lebih sistematis untuk menerima atau menolak hipotesis. Metode ilmiah adalah suatu proses penelitian yang sistematis yang terdiri atas variabel-variabel yang saling bergantung atau interdependen variabel. Metode ilmiah pada umumnya meliputi langkah-langkah metode ilmiah berikut:

Langkah 1 Metode ilmiah: Perumusan Masalah
Penelitian ilmiah dimulai dengan menemukan masalah yang memerlukan pemecahan atau penyelesaian atau solusi atas masalah. Masalah harus dapat dirumuskan sehingga dapat dijawab dengan pengamatan dan pengukuran. Masalah yang menyangkut pilihan dengan angka kuantitatif tidak dapat dijawab dengan pengamatan fakta saja. Misal, apakah siswa yang diajar dengan metode A akan memperoleh nilai lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode B?. Masalah ini dapat dijawab dengan menerapkan metode ilmiah dalam serangkaian penelitian.

Langkah 2 Metode ilmiah: Membuat hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan atau jawaban sementara atas rumusan masalah. Peneliti harus memiliki cukup informasi dengan membaca berbagai sumber untuk merumuskan masalah atau membuat hipotesis.

Langkah 3 Metode ilmiah: Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran untuk memperoleh data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti atau untuk menjawab rumusan masalah yang diteliti melalui pengamatan, tes dan eksperimen.

Langkah 4 Metode ilmiah: Analisis Data
Jika data yang diperlukan untuk menjawab masalah sudah terkumpul, maka hasil pengamatan dan pengukuran dianalisis dengan teknik analisis data yang tepat untuk memberikan bukti-bukti empiris yang mendukung hipotesis ditolak atau diterima.

Langkah 5 Metode ilmiah: Penarikan kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Kesimpulan yang diambil didukung dengan bukti-bukti empiris.

Semoga bermanfaat bagi yang mau menerapkan langkah-langkah metode ilmiah di atas.
Share:

Pengembang

Pengembang

Statistik Pengunjung

Post Populer

ANGGOTA

Ads

Post Terbaru